Sabtu, 30 April 2011

Kaderisasi?



Kaderisasi? Siapa yang tidak kenal dengan kata-kata ini, semua orang di himpunan pasti mengetahuinya dan hal inilah yang selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya, kaderisasi seperti apa yang akan dilakukan pada tahun ini. Ada yang merasa takut tuk terlibat, ada juga yang tertarik tuk merubah semua demi terciptanya penerus himpunan ini, penerus yang bisa membawa kea rah lebih baik.
Bung Hatta pernah menyatakan kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam.” Dalam sebuah artikel juga disebutkan bahwa Kaderisasi adalah proses pendidikan jangka panjang untuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada seorang kader.
Ya itulah beberapa definisi tentang kaderisasi yang bisa saya tampilkan, pantaslah setiap jika setiap tahun kaderisasi akan selalu ramai, karena dari proses inilah masa depan himpunan dipertaruhkan, jika bibit yang kita tanam salah maka tumbuhan yang akan tumbuh akan semakin salah, bila kita tanamkan bibit-bibit perpecahan maka yang ada adalah kehancuran, bila yang kita tanam adalah bibit-bibit kebencian yang akan tumbuh adalah rasa dendam. Siapa yang menanamkan bibit itu? Kita lah yang menanamkannya.
Sahabat beberapa bulan lagi kita akan mendapatkan penerus baru dihimpunan mahasiswa angkatan 2011, mungkin mereka baru selesai melaksanakan ujian dan sudah menentukan Fisika UPI sebagai masa depan mereka, tapi mungkin juga ada diantara mereka yang belum menjadikan Fisika UPI sebagai tujuan walaupun akhirnya nanti mereka akan masuk ke HMF rumah kita. Berdasarkan pengertian diatas kaderisasi merupakan penanaman nilai, lantas nilai seperti apakah yang akan kita berikan kepada penerus kita? Metode apa yang akan kita gunakan untuk mengkader mereka? Semua harus segera dirancang, untuk HMF yang lebih baik.
Kaderisasi adalah proses pendidika, kaderisasi adalah proses jangka panjang, sangatlah tidak adil kalo yang disebut kaderisasi hanyalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh himpunan, sangatlah sempit kalo yang disebut kaderisasi hanyalah sesuatu yang tercantum di proker, sangatlah rendah kalo kaderisasi selesai setelah mendapatkan sebuah gelar. Oleh sebab itu maka janganlah lupakan satu hal bahwa adik-adik kita yang sekarang ada dalam kepengurusan adalah orang-orang yang harus dikader, orang yang menulis artikel ini adalah orang yang harus dikader dan pembaca semua juga adalah orang yang harus dikader.
Siapa yang akan mengkader? Pantaskah orang yang akan lulus masih sibuk di himpunan? Bukan itu maksudnya, Kaderisasi merupakan proses yang bertahap, oleh karena itulah kaderisasi merupakan ajang kekeluargaan juga, bukan ajang perpeloncoan. Kepada para pembaca yang merasa memiliki adik tingkat berarti kita memiliki tanggungan untuk mengkader, berarti kita memiliki tanggungan untuk menanamkan benih-benih kepada adik kita, bukan hanya untuk kemajuan himpunan tetapi juga untuk kemajuan bangsa ini, karean pada akhirnya kader himpunan merupakan kader bangsa.
Sahabatku, kakakku dan keluargaku,
Jangan hanya diam seolah tak peduli, jangan pula terus beraksi tanpa memberi kesempatan tuk belajar.
Jangan hanya mengkeritik tanpa memberi solusi, jangan pula terus mengarahkan seakan tidak memberi kesempatan tuk berinovasi
Bimbinglah mereka, bimbinglah kami
Didiklah mereka, didiklah kami
Terima Kasih Semua

Ditulis Oleh : Muhammad Mabrudy, Mahasiswa JurusanPendidikan Fisika 2008 untuk segenap keluarga Himpunan Mahasiswa Fisika FPMIPA UPI

Sabtu, 16 April 2011

Sebuah Catatan.,.


“Waktu bagaikan pedang, jika kua tidak memotong nya, maka waktu yang akan memotongmu”
Begitulah sebuah potongan dari pribahasa arab tentang waktu, hari ini orang bilang umurny bertambah satu tahun, ada yang mendo’akan ada yang mengucapkan selamat, ada yang minta ditraktir, apapun itu dia mengucapakan beribu terima kasih kepada mereka semua yang masih memperhatikannya.
Dia teringat setiap tahun pada tanggal yang sama, dia mendapatkan hal ini, 1 tahun yang lalu dua, tiga aupun empat tahun yang lalu orang melakuakn hal yang sama padanya, begitu pula keluarga dan kedua orang tuanya, apalagi 21 tahun yang lalu katika ibunya mengandung dan melahirkan anak pertamanya, menaruh harapannya kepada anak itu sampai kakek nya memberikan nama pada bayi itu sebagai Muhammad Mabrudy.
Waktu terus berjalan, banyak hal yang telah dia torehkan berupa kebaikan ataupun keburukan, banyak yang telah dia lakukan mulai dari yang sia-sia sampai yang bermanfaat, ada yang bangga kepadanya tapi tidak sedikit orang yang kecewa padanya, pernah membuat orang senang tapi tidak sedikit pula yang tersakiti oleh tingkah lakunya, ada yang ditolong olehnya tapi banyak pula yang terdzolimi oleh prilakunya. Dia bukan siapa-siapa, bukan orang yang sempurna, bukan orang yang punya banyak kelebihan walupun kadang berbangga dengan hal yang tidak perlu dia banggakan, tapi katanya dia tidak ingin selalu seperti itu dia ingin berubah, berubah supaya lebih bermanfaat berubah supaya menjadi lebih baik.
Hari ini mungkin sangat istimewa baginya, bukan karena umurnya bertambah, tapi karena hari ini banyak yang mengingatkan bahwa umurnya telah bertambah, lalu sisanya akan dijadikan seperti apa, umurnya sudah bertambah, lalu sejauh mana dia telah berbuat untuk orang lain, bhagaia karenahari in banyak orang yang mendo’akan. Tidak ada yang istimewa dari hari ini kecuali hal yang diatas disebutkan, umur terus bertambah, mungkin 1 tahun sekali sudah cukup baginya untuk berintropeksi diri padahal dia berharap ada selamat ulang bulan, selamat ulang hari ataupun selamat ulang jam, karena pada hakikatnya umur tidak berkurang hanya setiap tahun, tapi umur berkurang setiap bulan, setiap hari, setiap jam bahkan setiap menit.
Hari esok dia akan menggunakan smbol baru, simbol umur, dia akan menjadi orang yang berumur 21 tahun, dengan simbol baru itu orang banyak berharap padanya melalui do’a yang disampaikan hari ini, tetapi dibalik itu dia juga berharap mualai hari ini dia akan menjadi lebih dewasa karena tua itu pasti sedangkan dewasa itu pilihan, dia juga berharap dia bisa berbuat lebih banyak bagi orang lain karena sebaik-baiknya orang adalah orang yang paling bermanfa’at bagi manusia, dia juga berharap hari esok lebih baik dari hari sekarang karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin.
Sekali lagi dia mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah mendo’akan nya, tidak lupa dia juga mengucapkan selamat bagi orang yang memiliki waktu lahir sama dengannya, dia juga mengucapkan selamat ulang bulan, selamat ulang hari kepada semua orang, semoga umur yang telah dilalu menjadi berkah bersama,
Terima kasih
Ditulis oleh : Muhammad Mabrudy

Kamis, 14 April 2011

Teori Big Bang Dalam Qur’an


Terjadinya alam semesta merupakan misteri bagi para ilmuwan-ilmuwan. Berbagai teoripun telah dibuat dalam rangka mengungkap misteri ini. Salah satu teori yang telah terkenal sekarang dan menjadi kesepakatan kebanyakan ilmuwan saat ini adalah teori big bang. Teori Big Bang menyatakan alam semesta terbentuk dari adanya ledakan dahsyat dari titik tunggal yang ”bervolume nol” dan ”kerapatan tak terbatas”. Semua materi di alam semesta berasal dari titik tunggal yang meledak ini.
Teori ini berlandaskan beberapa hal yang menyokong kebenarannya, antara lain :
- Meluasnya alam semesta
Penemuan astronom Amerika Edwin Hubble ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa di Observatorium California Mount Wilson pada tahun 1929, bahwa cahaya-cahaya dari bintang terlihat berubah ujung spektrumnya menjadi merah. Ini artinya bintang-bintang tersebut menjauh dari pengamat.. Menurut teori fisika yang sudah diakui, spektrum cahaya berkelip-kelip yang bergerak mendekati tempat observasi tersebut cenderung mendekati warna lembayung, sedangkan spektrum cahaya berkelip-kelip yang bergerak menjauhi tempat observasi itu cenderung mendekati warna merah. Lebih jauh lagi, Hubble menemukan ternyata bintang dan galaksi bergerak menjauhi bukan hanya dari kita, tetapi juga saling menjauhi diantara mereka. Hal ini menunjukkan bahwa alam semesta ”bertambah luas” secara tetap.
Fakta bahwa alam semesta ini meluas menunjukkan arti bahwa pada mulanya (jika waktu dirunut kebelakang) alam semesta ini berasal dari ”titik tunggal”. Hal ini sesuai dengan teori Big Bang dimana pada mulanya alam semesta terjadi karena adanya ledakan dari titik tunggal.
- Radiasi Latar kosmos
Pada tahun 1965, dua peneliti, Arno Penzias dan Robert Wilson, secara kebetulan menemukan gelombang-gelombang yang dinamakan radiasi latar kosmos pada ruang angkasa. Radiasi latar kosmos ini tampaknya tidak dipancarkan dari sumber tertentu tetapi merambati seluruh ruang angkasa. Penemuan ini diperkuat oleh satelit Cosmic Background Explorer (COBE) milik NASA yang mengangkasa untuk meneliti radiasi latar kosmos pada tahun 1989. Hanya membutuhkan delapan menit, scanner-scanner satelit ini menguatkan pengukuran dari Penzias dan Wilson. Dalam hubungan dengan teori Big Bang, gelombang panas yang diradiasikan secara merata dari sekeliling ruang angkasa itu (radiasi latar kosmos) adalah sisa yang tertinggal dari tahap awal Ledakan dahsyat dari Teori Big Bang.
Teori Big Bang ini secara tidak langsung mengatakan bahwa alam semesta ini diciptakan dan secara tidak langsung juga menolak pemahaman ateis bahwa alam semesta tidak diciptakan Tuhan melainkan ada dengan sendirinya. Istilah ”volume nol” dari titik tunggal dalam teori big bang sesungguhnya merupakan satuan teoritis untuk tujuan pemaparan. Ilmu pengetahuan dapat menetapkan konsep ’ketiadaan’, yang berada diluar jangkauan batas-batas pemahaman manusia, dengan hanya mengungkapkannya sebagai ”suatu titik yang bervolume nol”. Alam semesta muncul dari ”ketiadaan”. Dengan kata lain, alam semesta itu diciptakan.
Dari teori Big Bang ini juga dapat kita dikembangkan beberapa kenyataan lain yang mampu memojokkan pemahaman para ateis yaitu :
- Bagaimana mungkin setelah terjadinya Ledakan Dahsyat dari teori Big Bang ini muncul galaksi-galaksi, bintang, matahari, bumi, dan semua benda langit lainnya yang tertata serta terbentuk hukum fisika yang sama diseluruh penjuru alam semesta dan tidak berubah?
Ya ini semua menunjukkan adanya peran Sang Pencipta dalam terjadinya alam semesta. Bila tidak ada peran Sang Pencipta maka tidak mungkin dari suatu ledakan terbentuk tatanan benda-benda langit yang memiliki aturan keseimbangan yang luar biasa. Secara logika, ledakan pastilah tidak menghasilkan tatanan. Semua ledakan cenderung berbahaya, mencerai-beraikan dan merusak apa yang sudah ada. Contohnya ledakan bom, letusan gunung berapi, dsb memiliki pengaruh yang merusak. Tidak mungkin suatu ledakan dari suatu kumpulan besi-besi misalnya membentuk suatu pesawat terbang. Atau ledakan dari kumpulan benda-benda membentuk rumah yang mengesankan atau istana yang megah. Namun, dalam ledakan dahsyat teori big bang terbentuk tatanan alam semesta yang seimbang dan suatu hukum yang disebut ”hukum fisika”, yang sama diseluruh penjuru alam semesta. Hal ini menunjukkan adanya Sang Pencipta yang mencipta alam semesta.
Fisikawan terkenal Prof.Stephen Hawking menyatakan dalam bukunya, A Brief History of Time, bahwa alam semesta tersusun berdasarkan perhitungan dan keseimbangan yang tersetel dengan lebih baik dari yang kita rasakan
- Struktur atom. Alam semesta yang terbentuk dari ledakan dahsyat tersebut bila dilihat dari unsur pembangun zat adalah atom-atom. Bintang, bulan, bumi, matahari, apa yang ada sekitar kita (kursi, meja, buku, makanan, dll), tubuh kita, hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya adalah kumpulan atom-atom. Struktur atom yang kompleks bukanlah sembarangan terjadi, bukanlah terjadi dengan kebetulan. Setiap atom mempunyai nukleus yang mengandung proton dan neutron yang jumlahnya tertentu. Disamping itu, ada elektron-elektron yang bergerak mengelilingi nukleus dalam suatu orbit yang tetap dengan kecepatan 1.000 km per detik. Jumlah elektron suatu atom yang bermuatan positif dan elektron yang bermuatan negatif selalu seimbang satu sama lain. Jika salah satu dari jumlah ini berbeda, tidak ada ada atom karena keseimbangan elektromagnetiknya terganggu. Elektron-elektron ini berputar mengelilingi inti atom mereka sendiri dengan kecepatan tertentu tanpa saling menyimpang. Kecepatannya selalu seimbang dengan yang lainnya dan selalu menjaga kelangsungan hidup atomnya. Tidak pernah terjadi salah atur, perbedaan ataupun perubahan. Dengan melihat struktur atom yang luar biasa tertata ini jelas menunjukkan bahwa adanya peran Sang Pencipta. Tidak mungkin bila suatu ledakan menghasilkan sesuatu yang luar biasa seperti kecuali adanya peran Sang Pencipta, sang arsitek alam semesta mulai dari struktur terkecil (atom) sampai keseimbangan alam semesta yang luas. Kesemua hal ini jelas menunjukkan adanya Sang Pencipta dan otomatis tertolak paham ateis yang tidak mempercayai adanya Tuhan.
Teori Big Bag dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an pada empat belas abad yang lalu, ketika manusia masih memiliki pengetahuan yang amat terbatas tentang alam semesta, menerangkan tentang penciptaan alam semesta.
”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Qur’an Surat Al-Anbiya’ : 30)
Ayat tersebut cocok dengan teori Big Bang. Bahwa langit dan bumi (alam semesta) pada mulanya adalah satu padu, lalu terpisah. Bila dikaitkan dengan teori Big Bang, pemisahan tersebut adalah melalui ledakan dahsyat.
Al-Qur’an juga menerangkan bahwa alam semesta meluas. Hal itu tercantum dalam ayat:
”Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya” (Qur’an Surat Az-Zariyat : 47).
Subhanallah…

Disari dari :
Harun Yahya. Mengenal Allah Lewat Akal. Jakarta: Rabbani Press, 2002.

Proses Terbentuknnya Hujan

Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan..
Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)

Gambar di atas memperlihatkan butiran-butiran air yang lepas ke udara. Ini adalah tahap pertama dalam proses pembentukan hujan. Setelah itu, butiran-butiran air dalam awan yang baru saja terbentuk akan melayang di udara untuk kemudian menebal, menjadi jenuh, dan turun sebagai hujan. Seluruh tahapan ini disebutkan dalam Al Qur'an.
Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.
TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".
TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan:
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Al Qur'an, 24:43)
Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut:
TAHAP - 1, Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.
TAHAP - 2, Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.
TAHAP - 3, Pembentukan awan yang bertumpang tindih: Ketika awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb. (Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s. 141-142)
Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.
sumber : http://www.keajaibanalquran.com/earth_formationofrain.html

Partikel Subatom Telah Dibahas Dalam Al-Qur'an!




Atom, merupakan partikel terkecil dari benda. Tak perlu heran, karena, dalam setitik debu pun jumlah atomnya bisa mencapai jutaan bahkan miliaran. Pemikiran tentang atom ini dimulai oleh Democritus, seorang filsuf Yunani. Ia mendefinisikan atom sebagai "benda yang tidak dapat dibagi lagi". Namun, seiring berkembangnya teknologi, mulailah ditemukan partikel-partikel subatom. Berawal dari pernyataan John Dalton bahwa atom seperti "bola pejal" (yang berarti atom memiliki isi), para ilmuwan pun berlomba-lomba untuk mencari, apa sebenarnya isi dari atom tersebut?

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ilmuwan-ilmuwan ternama pun mulai mengajukan model atom beserta partikel subatomnya. Lihat saja J.J. Thomson (penemu elektron), dengan model atom roti kismisnya. Lalu Goldstein dengan temuan protonnya, dan James Chadwick dengan neutron temuannya. Ernest Rutherford dengan teori elektron mengitari inti atom, Niels Bohr dengan lintasan elektronnya, dan Louis de Broglie dengan 'kebolehjadian' letak elektron. Pada penelitian akhir-akhir inipun, ilmuwan mulai menemukan partikel-partikel subatom lainnya. Sebut saja quark, antineutron, positron, lepton, dsb.

Ternyata, penemuan-penemuan mengagumkan di atas telah dibahas dalam Al-Qur'an! Tertulis dalam firman Allah SWT: "...Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)." (QS. Saba': 3)

Al-Qur'an sudah membahasnya 13 abad sebelum penelitian partikel subatom dimulai! Masuk akalkah jika pada zaman Rasulullah SAW telah ada penelitian macam ini? Masuk akalkah jika Al-Qur'an itu merupakan hasil goresan tangan manusia? Subhanallah... Al-Qur'an memang selalu menyimpan banyak sekali ilmu pengetahuan jika kita mau merenunginya. Tak ada kecacatan didalamnya, meski kita berusaha sekeras mungkin untuk menemukan kesalahan di dalamnya.
****

Sumber: Buku Miracle of The Qur'an karya Caner Taslaman (dengan pengubahan)

Rabu, 13 April 2011

PRINSIP KETERATURAN ALAM MENURUT AL-QUR’AN


Oleh: Mukhtar Salim, M.Ag
Sebelum mengungkap konsep keteraturan alam semesta dalam prespektif al-Qur’an, terlebih dahulu kita lihat pendapat para ilmuan tentang hal ini. Dalam kajian ilmu fisika dasar, dikenal “Hukum Entropi” yang menyatakan; “Jika dibiarkan dalam waktu yang lama, sistem yang teratur akan berkurang keteraturannya dan berubah menjadi tidak stabil. Hal ini merupakan pengetahuan umum, yang banyak di antaranya dapat diamati dalam hidup keseharian. Sebagai perumpamaan, jika alam semesta diibaratkan sebagai sebuah gua yang dipenuhi dengan air, batu, dan debu dibiarkan untuk waktu yanglama, maka dapat dipastikan setelah ratusan atau bahkan ribuan tahun kemudian akan didapati bahwa gua dengan segala isinya dalam kondisi yang berantakan. Inilah yang disebut dengan entropi, dan akal manusia dapat menerimanya. Namun, jika beberapa miliar tahun kemudian, didapati kenyataan bahwa batuan yang ada di dalam gua telah diukir menjadi sebuah patung yang indah dengan ukiran yang sangat rumit, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari realitas ini adalah; bahwa keteraturan tidak dapat dijelaskan dengan hukum-hukum alam. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah “adanya kekuatan yang maha besar dibalik kejadian atau realitas ini”. Dalam pandangan Islam, kekuatan yang maha besar inilah yang dimaksud dengan “Kuasa Allah”. Dengan kuasa yang dimiliki-Nya, Allah mengatur alam semesta ini dengan santat rapih dan teratur.
Ringkasnya, untuk memahami keteraturan alam semesta diperlukan pemahaman dan pengetahuan yang dalam dan luas. Dalam presektif al-Qur’an, dikatakan bahwa alam semesta dirancang, diatur, dan dijaga oleh Allah. Al Quran menjelaskan bagaimana bumi dan langit beserta segala sesuatu yang ada di dalamnya dijaga dengan kuasa-Nya yang agung (QS. Faathir, ayat 41). Ayat ini memberikan penegasan terhadap adanya prinsip keteraturan alam semesta. Bahkan dalam ayat yang lain, al-Qur’an secara tegas menolak kepercayaan kaum materialisme, yang menyatakan bahwa alam semesta adalah sekumpulan materi tak beraturan (QS. al-Mu'minuun, ayat 71).
Sebagai bukti nyata bahwa alam semesta memiliki keteraturan, panca indera manusia dapat secara langsung menyaksikan terhadap tata surya. Tata surya adalah salah satu contoh keselarasan indah yang paling mengagumkan yang dapat disaksikan. Terdapat sembilan planet dengan 54 satelit yang diketahui dan benda-benda kecil yang tidak diketahui Secara lebih terinci, Harun Yahya mengungkapkan; Pada struktur tata surya, manusia dapat menemukan contoh lain dari keindahan keseimbangan. Keseimbangan antara gaya “sentrifugal planet” yang dilawan oleh gaya gravitasi dari benda primer planet tersebut. Dalam astronomi, benda primer adalah benda yang dikitari oleh benda lainnya. Benda primer bumi adalah matahari, benda primer bulan adalah bumi. Tanpa keseimbangan ini, segala sesuatu yang ada di tata surya akan terlontar jauh ke luar angkasa. Keseimbangan di antara kedua gaya ini menghasilkan jalur (orbit) tempat planet dan benda angkasa lain mengitari benda primernya. Jika sebuah benda langit bergerak terlalu lambat, dia akan tertarik kepada benda primernya; jika bergerak terlalu cepat, benda primernya tidak mampu menahannya, dan akan terlepas jauh ke angkasa. Sebliknya, setiap benda langit bergerak pada kecepatan yang begitu tepat untuk terus dapat berputar pada orbitnya. Lebih jauh, keseimbangan ini tentu berbeda untuk setiap benda angkasa, sebab jarak antara planet dan matahari berbeda-beda. Demikian juga massa benda-benda langit tersebut. Jadi, planet-planet harus memiliki kecepatan yang berbeda untuk menjamin tidak menabrak matahari atau menyebabkannya terlempar menjauh ke angkasa (http://www.harunyahya.com/indo/buku/semesta011.htm).
Secara tegas al-Qur’an menyatakan bahwa setiap benda angkasa memiliki keseimbangan. Masing-masing benda tidak akan melampaoi garis edar (orbit) yang telah ditetapkan baginya (QS. Yaasin, 36: 40). Namun hal ini ditolak oleh ahli astronomi penganut materialisme bersikukuh bahwa asal mula dan kelangsungan tata surya dapat dijelaskan karena kebetulan. Lebih dari tiga abad lalu, banyak pemuja materialisme telah berspekulasi tentang bagaimana keteraturan menakjubkan ini bisa terjadi dan mereka gagal sama sekali. Bagi penganut materialisme, keseimbangan dan keteraturan tata surya adalah misteri tak terjawab. Namun bagi beberapa ahli astronomi yang lain, tata surya dan alam mengandung keseimbangan sempurna.
Kepler dan Galileo, dua ahli astronomi yang termasuk orang-orang pertama yang menemukan keseimbangan paling sempurna, mengakuinya sebagai rancangan yang disengaja dan tanda campur tangan ilahiah di seluruh alam semesta Isaac Newton, yang diakui sebagai salah satu pemikir ilmiah terbesar sepanjang masa, pernah menulis: Sistem paling indah yang terdiri dari matahari, planet, dan komet ini dapat muncul dari tujuan dan kekuasaan Zat yang berkuasa dan cerdas. Dia mengendalikan semuanya, tidak sebagai jiwa namun sebagai penguasa, dan disebabkan kekuasaan-Nya, Dia biasa disebut sebagai "Tuhan Yang Maha Agung." (http://www.harunyahya.com/indo/buku/semesta011.htm).
Di samping keseimbangan yang menakjubkan di atas, posisi bumi di dalam tata surya dan di alam semesta juga merupakan bukti lain kesempurnaan penciptaan Allah. Temuan terakhir astronomi menunjukkan pentingnya keberadaan planet lain bagi bumi. Ukuran dan posisi Yupiter, sebagai contoh, ternyata begitu penting. Perhitungan astrofisika menunjukkan bahwa, sebagai planet terbesar dalam tata surya, Yupiter menjamin kestabilan orbit bumi dan planet lain. Peran Yupiter melindungi bumi dijelaskan dalam artikel "How Special Jupiter is" karya George Wetherill, sebagaimana dikutip oleh Harun Yahya, yang menyatakan;
Tanpa planet besar yang tepat ditempatkan di posisi Yupiter, bumi tentunya telah ditabrak ribuan kali lebih sering oleh komet dan meteor serta serpihan antarplanet. Jika tanpa Yupiter, kita tidak mungkin ada untuk mempelajari tata surya. Intinya, struktur tata surya telah dirancang khusus bagi kemaslahatan hidup manusia (http://www.harunyahya.com/indo/buku/semesta011.htm).
Bumi diciptakan oleh Allah untuk hidup dan kehidupan manusia. Sehingga menjadi nyata bahwa alam semesta ini diciptakan dan diatur oleh Allah. Alasan mengapa sebagian orang tidak dapat memahami hal ini adalah karena prasangka mereka sendiri (QS. Shaad ayat 27). Namun pemikiran yang murni berdasarkan kenyataan tanpa prasangka dapat dengan mudah memahami bahwa alam semesta diciptakan dan dikendalikan oleh Allah bagi manusia untuk hidup. Pemahaman secara eksplisit diungkapkan Al Quran: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali 'Imran, ayat 190-191).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka menjadi jelas bahwa al-Qur’an memiliki pandangan bahwa alam semesta ini bukan merupakan benda-benda yang terkumpul acak, tidak bertujuan dan tidak berarah. Alam semesta ini dirancang dengan sengaja sebagai tempat tinggal bagi kehidupan manusia. Ke mana pun melihat, manusia menyaksikan pengaturan luar biasa tepat dalam struktur alam semesta ini. Panca indera manusia melihat bagaimana penyusunan dan ukuran bumi tempat kita hidup dan bahkan atmosfernya benar-benar seperti yang dibutuhkan. Di samping itu, manusia juga dapat menyaksikan bagaimana cahaya dikirimkan dari matahari, air yang kita minum, dan atom-atom yang menyusun tubuh manusia, serta udara yang terus-menerus dihirup paru-paru, semuanya sesuai kebutuhan hidupnya.
Singkatnya, setiap kali mengamati segala sesuatu di alam semesta, manusia mendapati rancangan luar biasa yang tujuannya adalah untuk memupuk kehidupan manusia. Implikasi rancangan ini juga jelas. Rancangan tersembunyi dalam setiap detail alam semesta merupakan bukti paling meyakinkan akan eksistensi dan keberadaan al-Khaliq (Sang Pencipta), yang mengendalikan setiap detail dan memiliki kekuatan serta kebijaksanaan yang tidak terbatas. Kesimpulan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan modern ini merupakan sebuah fakta yang difirmankan oleh Allah di dalam al-Quran (QS. al A'raaf, ayat 54).

Senin, 11 April 2011


Ketika kerjamu tak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketulusan
Ketika usahamu dinilai tak penting, maka saat itu kamu sedang belajar keikhlasan
Ketika hatimu terluka, maka saat itu kamu sedang belajar memafkan
Ketika kamu merasa lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kesungguhan
Ketika kamu merasa sepi sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketangguhan
Ketika kamu merasa letih hingga ingin berhenti, maka saat itu kamu sedang belajar tentang arti pengorbanan
Jadilah Pahlawan itu, meski dalam sunyi perjuangan yang panjang….!

Kemiskinan Itu Ujian Allah!


Sebuah kisah yang dikutip dari eramuslim.com : 
Punya pendidikan tinggi merupakan impian tiap orang. Tapi, bagaimana jika kemiskinan terus menghadang. Jangankan untuk biaya kuliah, buat makan saja susah.
Berikut ini penelusuran dan wawancara Eramuslim dengan seorang pemulung yang kini bisa terus kuliah di jurusan akuntansi di Pamulang, Tangerang. Mahasiswi berjilbab itu bernama Ming Ming Sari Nuryanti.
Sudah berapa lama Ming Ming jadi pemulung?
Sejak tahun 2004. Waktu itu mau masuk SMU. Karena penghasilan ayah semakin tidak menentu, kami sekeluarga menjadi pemulung.
Sekeluarga?
Iya. Setiap hari, saya, ayah, ibu, dan lima adik saya berjalan selama 3 sampai 4 jam mencari gelas mineral, botol mineral bekas, dan kardus. Kecuali adik yang baru kelas 2 SD yang tidak ikut.
***
Tempat tinggal Ming Ming berada di perbatasan antara Bogor dan Tangerang. Tepatnya di daerah Rumpin. Dari Serpong kurang lebih berjarak 40 kilometer. Kawasan itu terkenal dengan tempat penggalian pasir, batu kali, dan bahan bangunan lain. Tidak heran jika sepanjang jalan itu kerap dipadati truk dan suasana jalan yang penuh debu. Di sepanjang jalan itulah keluarga pemulung ini memunguti gelas dan botol mineral bekas dengan menggunakan karung.
Tiap hari, mereka berangkat sekitar jam 2 siang. Pilihan jam itu diambil karena Ming Ming dan adik-adik sudah pulang dari sekolah. Selain itu, bertepatan dengan jam berangkat sang ayah menuju tempat kerja di kawasan Ancol.
Setelah berjalan selama satu setengah sampai dua jam, sang ayah pun naik angkot menuju tempat kerja. Kemudian, ibu dan enam anak itu pun kembali menuju rumah. Sepanjang jalan pergi pulang itulah, mereka memunguti gelas dan botol mineral bekas.
Berapa banyak hasil yang bisa dipungut?
Nggak tentu. Kadang-kadang dapat 3 kilo. Kadang-kadang, nggak nyampe sekilo. Kalau cuaca hujan bisa lebih parah. Tapi, rata-rata per hari sekitar 2 kiloan.
Kalau dirupiahkan?
Sekilo harganya 5 ribu. Jadi, per hari kami dapat sekitar 10 ribu rupiah.
Apa segitu cukup buat 9 orang per hari?
Ya dicukup-cukupin. Alhamdulillah, kan ada tambahan dari penghasilan ayah. Walau tidak menentu, tapi lumayan buat keperluan hidup.
***
Ming Ming menjelaskan bahwa uang yang mereka dapatkan per hari diprioritaskan buat makan adik-adik dan biaya sekolah mereka. Sementara Ming Ming sendiri sudah terbiasa hanya makan sekali sehari. Terutama di malam hari.
Selain itu, mereka tidak dibingungkan dengan persoalan kontrak rumah. Karena selama ini mereka tinggal di lahan yang pemiliknya masih teman ayah Ming Ming. Di tempat itulah, mereka mendirikan gubuk sederhana yang terbuat dari barang-barang bekas yang ada di sekitar.
Berapa hari sekali, pengepul datang ke rumah Ming Ming untuk menimbang dan membayar hasil pungutan mereka.
Kalau lagi beruntung, mereka bisa dapat gelas dan botol air mineral bekas di tempat pesta pernikahan atau sunatan. Sayangnya, mereka harus menunggu acara selesai. Menunggu acara pesta itu biasanya antara jam 9 malam sampai jam 2 pagi. Selama 5 jam itu, Ming Ming sebagai anak sulung, ibu dan dua adiknya berkantuk-kantuk di tengah keramaian dan hiruk pikuk pesta.
Kalau di hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, keluarga pemulung ini juga punya kebiasaan yang berbeda dengan keluarga lain. Mereka tidak berkeliling kampung, berwisata, dan silaturahim ke handai taulan. Mereka justru memperpanjang rute memulung, karena biasanya di hari raya itu, barang-barang yang mereka cari tersedia lebih banyak dari hari-hari biasa.
Ming Ming tidak malu jadi pemulung?
Awalnya berat sekali. Apalagi jalan yang kami lalui biasa dilalui teman-teman sekolah saya di SMU N 1 Rumpin. Tapi, karena tekad untuk bisa membiayai sekolah dan cinta saya dengan adik-adik, saya jadi biasa. Nggak malu lagi.
Dari mana Ming Ming belajar Islam?
Sejak di SMU. Waktu itu, saya ikut rohis. Di rohis itulah, saya belajar Islam lewat mentoring seminggu sekali yang diadakan sekolah.
Ketika masuk kuliah, saya ikut rohis. Alhamdulillah, di situlah saya bisa terus belajar Islam.
Orang tua tidak masalah kalau Ming Ming memakai busana muslimah?
Alhamdulillah, nggak. Mereka welcome saja. Bahkan sekarang, lima adik perempuan saya juga sudah pakai jilbab.
***
Walau sudah mengenakan busana muslimah dengan jilbab yang lumayan panjang, Ming Ming dan adik-adik tidak merasa risih untuk tetap menjadi pemulung. Mereka biasa membawa karung, memunguti gelas dan botol air mineral bekas, juga kardus. Bahkan, Ming Ming pun sudah terbiasa menumpang truk. Walaupun, ia harus naik di belakang.
Ming Ming kuliah di mana?
Di Universitas Pamulang, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi S1.
Maaf, apa cukup pendapatan Ming Ming untuk biaya kuliah?
Jelas nggak. Tapi, buat saya, kemiskinan itu ujian dari Allah supaya kita bisa sabar dan istiqamah. Dengan tekad itu, saya yakin bisa terus kuliah.
Walaupun, di semester pertama, saya nyaris keluar. Karena nggak punya uang buat biaya satu semester yang jumlahnya satu juta lebih. Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah semuanya bisa terbayar.
***
Di awal-awal kuliah, muslimah kelahiran tahun 90 ini memang benar-benar melakukan hal yang bisa dianggap impossible. Tanpa uang memadai, ia bertekad kuat bisa masuk kuliah.
Ketika berangkat kuliah, sang ibu hanya memberikan ongkos ke Ming Ming secukupnya. Artinya, cuma ala kadarnya. Setelah dihitung-hitung, ongkos hanya cukup untuk pergi saja. Itu pun ada satu angkot yang tidak masuk hitungan alias harus jalan kaki. Sementara pulang, ia harus memutar otak supaya bisa sampai ke rumah. Dan itu ia lakukan setiap hari.
Sebagai gambaran, jarak antara kampus dan rumah harus ditempuh Ming Ming dengan naik empat kali angkot. Setiap angkot rata-rata menarik tarif untuk jarak yang ditempuh Ming Ming sekitar 3 ribu rupiah. Kecuali satu angkot di antara empat angkot itu yang menarik tarif 5 ribu rupiah. Karena jarak tempuhnya memang maksimal. Jadi, yang mesti disiapkan Ming Ming untuk sekali naik sekitar 14 ribu rupiah.
Di antara trik Ming Ming adalah ia pulang dari kuliah dengan berjalan kaki sejauh yang ia kuat. Sambil berjalan pulang itulah, Ming Ming mengeluarkan karung yang sudah ia siapkan. Sepanjang jalan dari Pamulang menuju Serpong, ia melepas status kemahasiswaannya dan kembali menjadi pemulung.
Jadi, jangankan kebayang untuk jajan, makan siang, dan nongkrong seperti mahasiswa kebanyakan; bisa sampai ke rumah saja bingungnya bukan main.
Sekarang apa Ming Ming masih pulang pergi dari kampus ke rumah dan menjadi pemulung sepulang kuliah?
Saat ini, alhamdulillah, saya dan teman-teman UKM Muslim (Unit Kegiatan Mahasiswa Muslim) sudah membuat unit bisnis. Di antaranya, toko muslim. Dan saya dipercayakan teman-teman sebagai penjaga toko.
Seminggu sekali saya baru pulang. Kalau dihitung-hitung, penghasilannya hampir sama.
Jadi Ming Ming tidak jadi pemulung lagi?
Tetap jadi pemulung. Kalau saya pulang ke rumah, saya tetap memanfaatkan perjalanan pulang dengan mencari barang bekas. Bahkan, saya ingin sekali mengembangkan bisnis pemulung keluarga menjadi tingkatan yang lebih tinggi. Yaitu, menjadi bisnis daur ulang. Dan ini memang butuh modal lumayan besar.
Cita-cita Ming Ming?
Saya ingin menjadi da'i di jalan Allah. Dalam artian, dakwah yang lebih luas. Bukan hanya ngisi ceramah, tapi ingin mengembangkan potensi yang saya punya untuk berjuang di jalan Allah. (MN)