Jumat, 12 Juni 2015

Ramadhan, Mari Bersiap-siap

Ditulis oleh : Muhammad Mabrudy

Waktu terus berganti bahkan sering kali tanpa kita sadari, momen-momen penuh kenangan pahit ataupun manis akan tergambar sangat jelas ketika kita berada di ambang akhir sebuah fase kehidupan. Masih ingatkah kita ketika perpisahan sekolah? Masih ingatkah kita ketika perpisahan di kampus? Saat saat itu adalah saat kita mengingat dan menikmati kembali momen-momen sedih dan indah. Begitulah Allah memberikan sebuah bumbu-bumbu kehidupan, pertemuan dan perpisahan adalah sesuatu yang mutlak, garisan takdir yang pasti akan terjadi, termasuk perpisahan antara jiwa dan raga dalam momen kematian setelah dipertemukan dalam sebuah proses kelahiran. 

http://darussalam-online.com/wp/wp-content/uploads/2015/04/perpisahan.jpg

Dalam hitungan hari kita akan kembali dipertemukan untuk kesekian kalinya dengan sebuah bulan yang istimewa bulan yang penuh dan bulan yang selalu ditunggu-tunggu bahkan oleh kebanyakan manusia. Dalam hitungan hari kita akan dipertemukan lagi untuk kesekian kalinya dengan berbagai macam pristiwa, berbagai macam rutinitas bahkan berbagai macam kegiatan dalam bulan ramadhan. Kita akan dipertemukan kembali dengan bulan ramadhan yang sama dalam momen yang berbeda. Kita akan menyambut ramdhan tahun ini mungkin dengan orang-orang yang tidak bisa lagi bersama kita, kita menyambut ramadhan tahun ini mungkin dengan orang-orang yang dulu tidak bersama kita, kita akan menyambut bulan ramadhan dengan orang-orang yang sama tapi mungkin dalam kondisi yang berbeda.

Pernahkah terpikirkan dalam benak kita bahwa momen penyambutan bulan ramadhan kali ini adalah momen pertemuan ramadhan yang terakhir dengan kita? Pernahkah kita berpikir bahwa kita tidak akan bertemu lagi dengan bulan ramadhan sebagaimana orang-orang yang kita kenal tahun lalu yang tidak lagi bersama kita dalam menyambut bulan ramadhan? Apa yang akan kita lakukan jika itu benar-benar terjadi?

Mari kita mengingat kembali momen-momen perpisahan yang pernah kita alami dalam hidup kita! Dalam momen itu tentu ada perasaan kita ingin memperbaiki diri, memaksimalkan kebaikan atau bahkan meminimalisir keburukan yang pernah kita lakukan. 

Mari kita coba renungkan dalam hati, andaikata ramadhan ini adalah ramadhan terakhir bagi kita, apakah kita akan menghadapi bulan ramadhan dengan biasa-biasa saja sebagaimana kita bertemu dengan tukang parkir di jalanan? bertemu, saling membantu, kemudian tersenyum sambil mengucapkan terima kasih lalu kemudian pergi. Ataukah kita akan memeprsiapkan diri sebagaimana kita akan bertemu pejabat yang sangat kita hormati yang hanya bisa kita temui satu kali dalam hidup kita? mempersiapkan pakaian, wewangian juga penampilan serta menyiapkan sebuah penyambutan yang spesial supaya bukan hanya kita yang berkesan dengan pertemuan ini.

http://www.khidmahtravel.co.uk/wp-content/uploads/2013/02/Ramadhan_big.jpg

Maka ramadhan tahun ini mari kita melakukan sebuah persiapan yang tidak biasa kita lakukan di ramadhan-ramadhan sebelumnya, marilah kita melakukan sebuah persiapan yang lebih baik daripada persiapan kita di ramadhan-ramadhan kita sebelumnya. Sebuah persiapan yang mengantarkan bulan ramadhan tahun ini bukanlah hanya sebuah rutinitas belaka yang kita lalui setipa tahunnya. Marilah kita ciptakan ramadhan tahun ini adalah ramadhan yang terbaik yang pernah kita jalani.

Selain do'a-do'a yang selalu kita panjatkan supaya kita dipertemukan dengan bulan ramadhan lalu persiapan apa lagi yang bisa kita lakukan?

Jika ramadhan identik dengan ibadah shaum maka shaum sunat adalah persiapan yang cocok untuk menghadai bulan ramadhan sehingga baik fisik, jiwa ataupun pikiran kita terbiasa dengan pola makan yang akan kita hadapi di bulan ramadhan. Sehingga bulan ramadhan bukanlah bulan utuk bermalas-malasan tapi bulan untuk berjuang bulan untuk bekerja lebih daripada bulan-bulan lainnya. 

Jika pada bulan turunnya al-qur'an kita menargetkan membaca al-qur'an satu hari satu juz, maka mulailai hal itu sekarang juga, mulai detik ini juga sehingga membaca al-qur'an nya kita di bulan ramadahan tidak hanya sekedar menjadi rutinitas dan targetan amalan belaka yang hilang dan pudar seiring berakhirnya bulan ramadhan.

Jika ramadhan itu identik dengan qiyamul ramdhan atau yang lebih familiar di masyarakat dengan sebutan tarawih, maka mulailah diri kita membiasakan qiayamul lail, sehingga shalat malam kita pada bulan ramadhan menjadi shalat malamnya kita di bulan-bulan lainnya. bukan hanya musiman, ikut-ikutan atau bahkan sekedar meramaikan saja.

Jika kita memiliki banyak amalan-amalan sunah yang ingin kita lakukan di bulan ramadhan karena begitu besarnya pahala yang Allah janjikan di bulan yang mulia ini, mari kita persiapkan amalan-amalan itu sehingga kelak amalan kita menjadi sebuah karakter yang membentuk pribadi dan jiwa kita bukan sekedar angan, bayangan bahkan khayalan yang menjadi kebanggaan karena kita telah mampu melakukan amalan tersebut.

Kawan, tulisan ini adalah sebuah nasihat, bukan hanya untuk pembaca sekalian tapi yang paling utama adalah nasihat untuk seorang penulis itu sendiri, semoga bisa menjadi sebuah kebaikan. Mari mempersiapkan diri menyambut bulan ramadhan.

Marhaban yaa Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar