Sabtu, 18 Februari 2012

Agama dan Politik



Artikel Lepas
17/2/2012 | 23 Rabiul Awwal 1433 H | Hits: 641
Oleh: Sofistika Carevy Ediwindra
6
email
Ilustrasi (Eduardo Olivares, Cebas Computer GmbH)


dakwatuna.com - Seringkali orang bertanya kenapa agama dibawa-bawa dalam politik atau politik membawa-bawa agama. Dan sering timbul pertanyaan, bagaimana dapat suatu partai politik didasarkan kepada agama, seperti halnya dengan partai politik Islam, Masyumi pada era Bung Karno.
Pertanyaan itu timbul sebab seringkali orang mengartikan yang namanya agama itu hanyalah semata-mata satu sistem peribadatan antara makhluk dengan Tuhan Yang Maha Kuasa saja. Definisi ini mungkin tepat bagi bermacam-macam agama. Akan tetapi tidak tepat bagi agama yang bernama Islam yang hakikatnya lebih dari sekedar itu.
Jika kita meminjam perkataan seorang orientalis, H.A.R. Gibb, maka kita dapat simpulkan dalam sebuah kalimat, “Islam is much more than a religious system. It is a complete civilization.” Islam itu adalah lebih dari sistem peribadatan. Ia adalah satu kebudayaan yang paling lengkap sempurna!
Lebih dari itu!
Islam adalah satu falsafah hidup, satu levens-filosofie, satu ideologi, satu sistem perikehidupan untuk kemenangan manusia sekarang dan nanti.
Oleh karena itu bagi kita seorang Muslim tidak dapat melepaskan diri dari politik. Dan sebagai orang berpolitik, kita tidak dapat melepaskan diri dari ideologi kita, yakni ideologi Islam. Bagi kita, menegakkan Islam tidak dapat dilepaskan dari menegakkan masyarakat, menegakkan Negara, menegakkan kemerdekaan.
Islam dan penjajahan adalah paradox, satu pertentangan yang tak ada persesuaian di dalamnya. Dengan sendirinya seorang muslim, seorang yang berideologi Islam, tak akan dapat menerima penjajahan bagaimana pun bentuknya. Memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bagi kita, bukan semata-mata lantaran didorong oleh aspirasi nasionalisme atau kebangsaan. Akan tetapi, hakikatnya adalah karena kewajiban yang tidak dapat dielakkan oleh tiap-tiap muslim yang mukallaf.
Maka dapat dimengerti bahwa di dalam sejarah negeri kita, Indonesia, dalam menentang penjajahan dan kolonialisme, kaum muslimin dari abad ke abad tampil terdepan dengan semangat perjuangan dan pengorbanan yang menyala-nyala. Perjuangan Imam Bonjol, Diponegoro yang kesemuanya adalah pendekar muslim Indonesia, menjadi sumber inspirasi bagi bangsa kita dan keturunan selanjutnya.
Bukan kita hendak berbangga dengan jasa-jasa mereka. Kita juga tak ingin bermegah dengan perbuatan orang-orang yang telah mendahului kita. Tetapi revolusi yang meletus di tanah air kita pada tahun 1945 lalu cukup memberi ukuran bagi kita, dan umat Islam sekarang ini, sebuah pembuktian bahwa ruh Islamnya tidaklah mati. Bahkan ia adalah sumber yang tak kunjung kering, pendorong yang mahahebat dalam perjuangan menentang penjajahan apapun bentuknya. Sejarah membuktikan bahwa umat Islam Indonesia tidaklah kalah dari umat Islam di Negara lain. Ia bahu-membahu berjuang dan berjihad dalam pelbagai lapangan dengan tujuan yang satu, Allah.
“Katakanlah (Muhammad), inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada jalan Allah dengan yakin. Mahasuci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)

Taken from: M. Natsir, Februari 1950 (dengan sedikit perubahan)

Sabtu, 11 Februari 2012

Orang Sunda Jadi Presiden


Sanes ngamaksad SARA, tapi ngan neraskeun wungkul bacaan ti milis ieu bacaan kantos di muat di KOMPAS Jawa
barat 18 september 2010...
manggaaaa ....

***********************************
Urang Sunda Jadi Presiden

Oleh Jamaludin Wiartakusumah

Belakangan ini muncul berbagai upaya meningkatkan peran urang Sunda di pentas
politik nasional. Lingkung Seni Sunda Institut Teknologi Bandung, misalnya,
Juni lalu di Aula Timur ITB, menggelar acara bincang-bincang dengan tema "Getih
Sunda Solusi Konspirasi Zaman". Gagasan besarnya, bagaimana urang Sunda mampu
memberikan kontribusi positif lebih banyak bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara yang sedang rudet ini.

Muara semua itu adalah kerinduan melihat urang Sunda menjadi presiden. Level
tertinggi yang pernah dicapai adalah Perdana menteri (Ir H Djuanda) dan wakil
presiden (Umar Wirahadikusumah) .

Apakah urang Sunda bisa menjadi Presiden RI? Tentu bisa dan sangat mungkin.
Sekarang saja yang menjadi presiden itu orang Cikeas. Yang sulit, urang Sunda
menjadi Presiden Tanzania, Sudan, Finlandia, atau Amerika. Meskipun ada nama
Nia di belakangnya, Tanzania tidak ada hubungan dengan Nia Daniaty, penyanyi
cantik yang urang Sunda. Meski namanya hanya bertukar huruf dengan Sunda, Sudan
bukan negara urang Sunda. Sementara syarat menjadi Presiden Amerika, antara
lain, harus lahir di Amerika.

Menjadi Presiden Finlandia juga repot karena orang Sunda mah melafalkan huruf
f, p, dan v cukup dengan pe. Huruf yang disukai orang Sunda adalah e karena
mirip senyuman. Itulah sebabnya, alfabet Sunda punya é, e, dan eu. Etnik lain
belum tentu mudah mengucapkan Cicaheum atau Cibeureum dengan baik dan benar.

Kearifan lokal

Ketika debat menentukan kapan sebaiknya Indonesia merdeka, Hussein
Djayadiningrat, intelektual Indonesia pertama yang meraih gelar doktor,
mengusulkan mendidik bangsa dahulu, baru merdeka. Hussein yang kuliah di
Universiteit Leiden tentu melihat Belanda sebagai acuan.

Sementara Bung Karno yang lama tinggal di Bandung, kuliah di THS (ITB), menikah
dengan Ibu Inggit dan mendirikan Partai Nasional Indonesia, mengusulkan merdeka
dahulu, baru membangun. Untuk meyakinkan hadirin anggota Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno mengajukan argumen berupa adat urang Sunda
masa itu. Katanya (kira-kira), "Lihat orang Sunda, mereka menikah dulu sebelum
punya pekerjaan."

Ujang, Asep, dan Entis yang sudah masuk usia nikah, tetapi hidupnya masih teu
pararuguh, oleh orangtua dijodokeun dan dikawinkeun. Mereka dikondisikan
menjadi suami. Maka, muncullah tanggung jawab untuk mencari nafkah. Model ini
sebangun dengan teori mestakung (semesta mendukung) ciptaan Prof Yohanes Surya,
pelatih siswa fisika kelas dunia. Dalam setiap kondisi, dunia, alam sadar, alam
bawah sadar, dan tubuh manusia mempunyai mekanisme untuk menciptakan atau
membangun kondisi yang mendukung. Barangkali, karena itulah, orang Sunda
gampang tersenyum dan tertawa, tetapi mudah pundung.

Urang Sunda jelas punya potensi untuk menjadi presiden. Yang penting adalah
kemampuan memenuhi persyaratan. Persyaratan formal selain minimal berumur
sekian, di antaranya harus sehat rohani dan jasmani serta orang Indonesia asli.
Keaslian bisa dibuktikan secara genetik lewat tes DNA. Pastilah di DNA orang
Indonesia asli tertera kode Indonesia, seperti kode IDR untuk rupiah, PK untuk
pesawat terbang, KRI untuk kapal perang, 062 untuk telepon internasional, dan
.id untuk situs internet.

Bahwa presiden harus ganteng atau cantik memang tidak ada dalam Undang-Undang
Dasar, tetapi melihat tampang presiden yang sudah-sudah, ya syarat itu
sepertinya fardu ain. Maklumlah, presiden kan juga pesohor. Tampangnya ada di
televisi, koran, dinding kantor, sekolah, dan prangko. Namun, yang di prangko
bernasib kurang mujur karena selalu dipukul palu cap pos. Untuk urusan kasep
atau geulis ini, Sunda tidak kekurangan orang.

Mengenal watak, kondisi, dan budaya bangsa adalah keharusan mutlak calon
presiden. Bila dulu bangsa kita terkenal sebagai pejuang, tabah, berani,
pantang menyerah, dan berani hidup susah. Sekarang bangsa kita cenderung mudah
sedih alias melankolis melihat tayangan sinetron, seraya mulai tidak peduli
pada tetangga sengsara. Kondisi lain, mau gampangnya saja, sebagian menjadi
penggemar bantuan langsung tunai dan beras untuk rakyat miskin, lalu setiap
saat siap menjadi korban tabung elpiji 3 kilogram. Simpati kita biasanya tumpah
pada tokoh protagonis yang lemah. Jadikan diri sebagai figur yang teraniaya
lawan politik, simpati semua orang akan tertarik.

"Uga" baru

Bung Karno adalah presiden pertama dan proklamator kemerdekaan. Dia pandai
berpidato berapi-api dan menginspirasi banyak orang. Nyalinya luar biasa besar.
Dia berani teriak, "Amerika kita setrika, Inggris kita linggis!" Malaysia
dijadikan bulan-bulanan karena dianggap boneka imperialis Inggris. Bung Karno
terkenal punya selera seni tinggi dan pernah punya lebih dari satu istri.
Perkara nyandung ini mah orang Sunda tentu sudah khatam.

Barack Obama waktu tinggal di Jakarta katanya suka meniru gaya Pak Harto
berpidato di televisi. Urang Sunda yang hobi memancing punya peluang besar
menjadi presiden karena Pak Harto juga gemar memancing. Media luar menjuluki

Pak Harto "The Smiling General". Soal yang ini mah, orang Sunda jagonya.
Jangankan hanya tersenyum, tertawa ngakak ngabarakatak juga sangat mahir. Pada
zamannya, tidak ada kabar kapal perang atau polisi laut Malaysia berani cari
penyakit dengan ngulampreng ke perairan Indonesia.

Semua orang tahu, Pak Habibie cerdas luar biasa. Kalau saja ada 1.000 orang
seperti BJ Habibie, Indonesia akan segera menguasai teknologi tinggi dan
disegani. Namun, anggota Dewan waktu itu anak TK, jadi gagap teknologi. Gus Dur
adalah kiai, tokoh besar Nahdlatul Ulama, figur bapak bangsa yang disegani.
Dengan jurus "gitu aja kok repot", ia punya peluang membereskan kondisi negeri.
Akan tetapi, pemikiran serius tapi santainya relatif sulit diikuti bangsanya

yang terbiasa dengan cara rezim Orde Baru.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau Pak Beye berkarier di militer. Oleh Gus
Dur dan lalu Bu Mega, dia diangkat menjadi menteri. Pengalaman di kabinet dan
dicuekin menjadi modal untuk mendirikan Partai Demokrat dan melejit hingga
terpilih menjadi presiden pertama lewat pemilu langsung. Pak Beye ini merupakan
doktor dari Institut Pertanian Bogor, santun dan pintar mencipta lagu serta
menyanyikannya. Selama menjadi presiden, sudah beberapa album dihasilkan. Orang
Sunda yang penyanyi bisa usaha sambilan meniru Pak Beye ini.

Pertanyaan kritis mengapa urang Sunda belum ada yang menjadi presiden, kita
tunggu sampai ada calon yang mau, dipinang partai peserta pemilu, dan terpilih.
Sementara itu, pertanyaan kenapa urang Sunda harus menjadi presiden perlu
diajukan. Kalau masih heurin ku letah, tentu sulit membuat kebijakan dan
terobosan besar. Mekanisme kontrol kualitas khas Sunda, yaitu bisi ngerakeun,
tentu akan menghambat munculnya urang Sunda maju menjadi calon presiden.

Yang penting sekarang, untuk menyemangati peningkatan kualitas manusia Sunda
agar lebih mampu berperan di segala bidang, formula Jayabaya mengenai nama
pemimpin nasional, yaitu Notonegoro, perlu didampingi uga baru, seperti
Indonesia jaya mun presidena urang Sunda!

Jumat, 10 Februari 2012

Pesawat dan Presiden

Ditulis oleh : Muhammad Mabrudy


Lagi-lagi Indonesia dihebohkan dengan berita yang mengundang banyak kontroversi, entah karena apakah Orang Indonesia yang sangat suka melakukan hal-hal yang sangat kontroversi atau mungkin ini hanya karena ulah media-media di Indonesia yang terlalu menghebohkan suatu kejadian. Setelah ulah anggota banggar yang membelanjakan anggaran negara untuk ruangan banggar yang sangat luar biasa mewah terutama bagi orang yang tidak mampu, kali ini seorang presiden yang membelanjakan anggaran negara untuk pesawat kepresidenan tipe 737-800 Boeing Business Jet 2 buatan Amerika Serikat.

Salah seorang sahabat atau mungkin lebih tepatnya kakak saya di kosan berkata : saya sangat sepakat bila presiden kita membeli pesawat karena seorang pimpinan negara apalagi sekelas Indonesia, negara yang luas harus bisa tampil setara dengan negara-negara di luar, seorang pimpinan negara Indonesia jangan pernah disepelekan dihadapan megara lain. Berbeda dengan sahabat kosan yang lain beliau mati-matian menyayangkan sikap presidan kita ini, selain karena pemborosan anggaran tapi ini merupakan salah satu bentuk ketidak pedulian presiden terhadap kondisi masyarakat Indonesia.


Terlepas dari berdebatan diatas, satu hal mungkin yang akan disepakati oleh semua orang adalah tentang pesawat yang dibeliyang merupakan  pesawat tipe 737-800 Boeing Business Jet 2 buatan Amerika Serikat. Padahal PT Dirgantara Indonesia sendiri salah satu perusahaan BUMN milik negara telah mampu merancang sebuah pesawat CN 235 yang telah dipakai banyak negara diantaranya Malayasia, Brunai, UEA dan negara-negara lain, walaupun pesawat ini adalah buah kerja sama kita dengan Spanyol tetapi setidaknya inilah pesawat buatan Indonesia. Seorang ahli berpendapat bahwa jika pemerintah membeli pesawat dari PT DI maka sebenarnya presiden sedang meningkatkan pendapatan negara karena PT DI merupakan salah satu BUMN apalagi dengan menggunakan pesawat CN 235 berarti presiden turut serta mempromosikan dan mengiklankan produk Indonesia, uang negara pun tidak akan keluar tapi justru berputar dan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan negara lagi.

Salah satu alasan mengapa Indonesia membeli pesawat katanya adalah untuk menghemat anggaran negara karena setiap tahunnya biaya sewa pesawat untuk perjalanan kepresidenan terus naik, namun hal ini tidak akan menjadi alasan bila presidan kita bersikap seprti Pimpinan Cina yang tidak mau menaiki pesewat sewaan, dia lebih memilih untuk naik pesawat umum saja atau mungkin bila dibandingkan dengan salah satu mentrinya Pa Dahlan Iskan, saya hawatir pa presiden akan menjadi sangat malu.

Di balik semua kejadian selalu ada hikmahnya, begitu juga dalam pesawat kepresidenan ini. Seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan ketika dia berkata cintailah produk Indonesia itu tidak cukup, tetapi dengan memakai produk Indonesia dia tidak perlu berkata cintailah produk Indonesia, karena kerja nyata lebih bermakana dari sekedar ucapan cinta. Seorang presiden juga adalah manusia yang pasti punya salah dan lupa, mungkin ini salah satu kehilapannya, mari kita jadikan ini sebuah pelajaran yang sangat berarti karena pengalaman adalah guru yang paling sempurna hanya bagi yang mengambil hikmah di dalamnya.

Begitu mudahnya mengkritik seorang presiden, begitu mudah pula kita menyalahkan dan kecewa kepadanya, tetapi jangan pernah abaikan juga bahwa kita adalah pemimpin juga, pemimpin di organisasi, pemimpin di keluarga pemimpin bagi diri sendiri minimalnya. Mari kita selalu berfikir positif, mari kita selalu mengambil hikmah dari sebuah kejadian, mengambil nilai positif dari untaian peristiwa negatif, karena kita manusia, karena kita juga akan menjadi pemimpin.
Wallahu A'lam
Semoga bermanfaat