Minggu, 13 Mei 2012

kenapa tidak boleh pacaran?

Ditulis oleh : Muhammad Mabrudy

Terlalu banyak alasan-alasan untuk menyepakati terhadap suatu hal dan terdapat juga banyak alasan untuk menyangkal alasan-alasan tersebut. Kali ini saya kembali mendengarkan pendapat yang menurut saya menarik baik bagi orang yang sudah berpacaran ataupun bagi orang yang menyebutnya sebagai ta'aruf.

Kisahnya diawali ketika dalam sebuah saluran radio pada acara kuliah subuh membahas kajian tentang cinta, kemudaian setelah tiba sesi tanya jawab kemudian ada seorang penanya yang bertanya, kurang lebih seperti inilah percakapannya :

Penanya : Tadz saya sangat tertarik sekali dengan tema hari ini, karena hal itulah yang saya rasakan saat ini, saya ingin bertanya tadz begini ceritanya : Saya punya seorang perempuan yang saya sukai kemudian saya sering mengingatkannya shalat, beramal dan ibadah-ibadah lainnya. Kemudian ketika saya berhenti mengingatkannya tiba-tiba saya baca statusnya di FB dan dia seperti orang yang kecewa banget.,. Nah apa yang harus saya lakukan

Pemateri : Anda punya adik?

Penanya : tidak

Pemateri : Anda masih punya orang tua?

Penanya : tidak

Pemateri : Anda masih punya nenek?

Penanya : iya

Pemateri : Nah itu neneknya aja ditanyain, neneknya juga haris sering diingetin atau kapan-kapan coba sms nenek nya,
"nek lagi ngapain" 
"nek sudah makan belum" 
"nek kabarnya baik"
"nek jangan lupa shalat tahajud" 

Penanya : .............

Pemateri :
Jagalah hati kita, jangan sampai kita melupakan keluarga kita gara-gara yang belum tentu nantinya jadi istri kita. Jangan pula kita terlalu sibuk memperhatikan, bertanya d setiap waktu kepada "pacar" kita padahal saudara dan keluarga kita hanya kita tanya sesekali.

Dari apa yangs saya dengarkan di pagi itu saya menjadi semakin teringat tentang saudara dan keluarga saya, ternyata orang semacam saya yang ga punya "pacar" terkadang jarang sekali mengingatkan dan bertanya kabar kepada mereka. Kemudian muncul juga dalam pikiran saya : lantas bagaimana dengan orang-orang yang punya pacar dan dia sering bertanya tentang kondisi dan keadaan pacarnya bisa sehari tiga kali (kayak waktu makan) atau bahkan sehari 5 kali (kayak waktu shalat). Sedangkan keluarga mereka, orang tua adik atau bahkan saudara yang lain tidak pernah diingatkan tentang apapun.



Hal ini belum juga termasuk pada perbuatan dan amalan yang dilakukan sehari-hari, apakah amalan dan perbuatannya merupakan perbuatan murni karena sifatnya seperti itu atau bahkan amalannya hanyalah topeng belaka di hadapan pacarnya. Mungkin juga dia melakukan perbuatan baik hanya karena diingatkan oleh pacarnya bukan karena selayaknya kita beramal seperti itu.

Mungkin hal ini saja yang bisa saya bagikan saat ini.
Wallahu A'lam
Semoga bermanfa'at

Tidak ada komentar:

Posting Komentar