Sabtu, 29 September 2018

Filosofi Kayu dan Korek Api

Ditulis oleh : Muhammad Mabrudy

Serelah sekian lama tidak menulis admin kembali menulis, semoga tulisan perdana di tahun 2018 ini bisa menjadi pemicu semangat untuk terus menulis di hari-hari setelahnya

Tahukah anda bahwa korek api terbuat dari kayu?  Ya benar sebatang korek api yang dipakai berasal dari sebatang kayu, bahkan dari satu batang kayu bisa menghasilkan ribuan batang korek api. Namun ternyata hanya butuh satu buah korek api saja yang kita butuhkan untuk membakar dan menghanguskan ribuan batang kayu hanya cukup dengan sebuah korek api. 

Banyak filosofi yang bisa diambil dari sepenggal proses alam di atas, diantaranya filosofi yang bisa diambil adalah filosofi kacang yang lupa akan kulitnya. Maksudnya bahwa sebuah batang korek api yang kecil harus menyadari bahwa walaupun dia memiliki kemampuan yang lebih dari asalnya, walaupun dia memiliki fungsi yang lebih dari asalnya tetapi tetaplah dia berasal dari kayu. Sebagaimana pun seseorang menjadi besar dan sukses maka selaykanya bagi orang itu untuk mengingat dari mana asalnya, siapa guru-gurunya, siapa rekan seperjuangannya dan hal-hal apa saja yang membuat orang tersebut menjadi sukses dan berhasil. Sehingga ketika dia ingat dari mana dia berasal serta bagaimana perjuangannya menjadi sukses maka dirinya akan terhindar dari perilaku sombong.

Related image
sumber gambar : https://pxhere.com/id/photo/1332073


Filosofi yang lain yang bisa kita ambil adalah walaupun batang korek api berasal dari kayu tetapi ternyata batang korek api memiliki kekuatan yang bahkan lebih besar dari kekuatan kayu yang merupakan asal batang korek api itu sendiri. Berarti dalam kehidupan kita sehari-hari bisa saja kita meiliki asal yang sama dengan rekan-rekan kita tetapi tidak menutup kemungkinan bahwasanya kita mampu untuk memiliki kekuatan yang bahkan lebih besar dari tempat dimana asal kita berada. Proses memiliki kekuatan ini bukanlah sebuah proses singkat dan mudah akan tetapi proses ini tentunya membutuhkan perjuangan yang panjang serta penuh rintangan. Sebatang korek api ketika akan menjadi korek api maka dia harus dipotong, dipisahkan dengan yang lain, dibentuk dihaluskan bahkan sampai dicampurkan dengan bahan lain. Begitu pun jika kita ingin memperoleh keberhasilan, kekuatan yang besar maka proses panjang dan penuh rintangan pula lah yang harus kita lalui.

Filosofi yang lain yang penulis ambil dari peristiwa singkat di atas adalah filosofi tentang api. Hakikatnya api adalah hal yang bermanfaat bagi kehidupan kita, namun ketika api tidak dikendalikan maka api ini bukan hanya menghancurkan korek api yang merupakan pemicu api bahkan api pun bisa menghancurkan ribuan pohon yang merupakan asal dari korek api itu sendiri. Jika pada kasus ini api dientikan dengan marah maka liahtlah bahwa api mampu melahap batang koreka api maka sesungguhnya marah pun dapat melahap dan merusak diri sendiri baik secara psikologis, pikiran maupun fisik. Selain itu juga marah yang tidak terkendali bahkan mampu menghancurkan lingkungan sekitar baik secara interaksi ataupun bahkan secar fisik. Maka wajarlah jika Rosulullah SAW dalam sebuah hadits menyebutkan : Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari).

Demikian apa yang dapat penulis sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat, sampai jumpa pada tulisan lain.

Wassalamu'alaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar