Kamis, 09 Juni 2016

Tentang Saudara Kita

Ditulis oleh : Muhammad Mabrudy

Dikisahkan dalam sebuah ceramah yang disampaiakn oleh ust Salim A Fillah bahwa ketika para sahabat berkumpul di masjid kemudian ada seorang sahabat yang datang terlamabat ke masjid kemudian rosulullah berkata kepada para sahabat : "perhatikan ahli surga akan datang", hari berikutnya rosulullah pun mengatakan hal yang sama. Sampai hari ketiga seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Amru bin Ash penasaran dengan apa yang dikatakan oleh rosulullah, sehingga dia meminta izin kepada sahabat yang disebutkan oleh rosulullah tadi untuk menginap di rumahnya supaya mengetahui amalan apa yang sering dilakukan sehingga rosulullah memberikan jaminan surga kepadanya. Sampai pada hari ke tiga Abdullah bin Amru bin Ash tidak menemukan amalan khusus yang membedakannya dengan yang lain sehingga Abdullah bin Amru bin Ashpun bertanya dan sahabat menjawab bahwa "setiap sebelum tidur saya melepaskan prasangka dan ketidaknyamanan saya terhadap sesama muslim". Artinya sahabat ini tidak memiliki beban atau bahkan prasangka buruk kepada saudaranya sesama muslim.

Dari kisah di atas kita menemukan bahwa hubungan dan perasaan kita terhadap saudara kita sesama muslim merupakan hal yang sangat penting bahkan dalam kisah di atas perasaannya kepada sesama muslim adalah perkara yang membukakan jalan sahabat tersebut ke surga. 

Setelah membaca kisah di atas mari kita merenungkan keseharian kita, mari kita merenungkan apa yang sering kita pikirkan kepada sesema saudara kita, mari kita merenungkan apa yang sering kita lakukan terhadap saudara kita. Ketika kita melihat sesuatu yang tidak kita sukai dari saudara kita mari kita ingat apa yang ada dalam pikiran kita, mari kita ingat apa yang ada dalam perasaan kita dan mari kita ingat apa yang kita lakukan ketika kita bertemu dengan orang lain yang memiliki perasaan yang sama. Mari kita ingat juga apa yang kita lakukan ketika ada orang berkumpul dan sedang membicarakan saudaranya yang lain. Hal-hal yang disebutkan nampak hal kecil namun kalaulah kita terus terjebak dalam perasaan yang tidak baik terhadap saudara kita maka hal itu akan membuat kita terjerumus terus ke dalam lubang ke gelapan.

Meneladani kisah di atas maka setelah kita merenung terhadap apa yang sering kita pikirkan dan apa yang sering kita lakukan kepada orang lain maka mulailah dengan membebaskan pikiran-pikiran buruk tentang saudara kita, hilangkanlah perasaan-perasaan tidak enak terhadap saudara kita. Karena pikiran buruk dan perasaan tidak enak tidak disebabkan oleh perbuatan dan perilaku saudara kita, kedua hal tersebut semata-mata hanya disebabkan oleh diri kita. Jika dimislakna maka perumpamaannya adalah seperti orang yang tangannya terluka dan bersalaman dengan orang lain, maka ketika tangan kita sakit maka penyebab sakitnya tangan kita bukanlah tangan orang lain, bukan orang lain yang bersalaman denagn kita tapi penyebab satu-satunya adalah tangan kita yang terluka. Maka supaya tidak terasa ssakit maka janganlah menyalahkan orang lain dan sembuhkanlah tangannya sehingga ketika kita masih berpikiran buruk dan berperasaan tidak enak kepada saudara kita maka janganlah pernah menyalahkan orang lain dan perbaikilah diri kita dan bersihkanlah hati kita. 

Maka tulisan ini adalah bentuk pengingat bagi pembaca khusunya penulis untuk mengevaluasi apa yang telah kita lakukan khususnya di hari-hari bulan ramadhan ini. Jika selama bulan ramadhan kita masih membicarakan orang lain, jika selama bulan ramadhan kita masih berprasangka kepada saudara kita, jika selama bulan ramadhan kita masih melakukan hal yang sia-sia maka segeralah berhenti dan ingatlah ini adalah bulan ramadhan, bulan yang akan menjadi momentum bagi kita untuk bertaubat, bulan yang menjadi momentum bagi kita untuk melakukan perbaikan, bulan yang akan menjadikan diri kita menjadi lebih baik. 

Maafkanlah saudara kita, ikhlaskanlah beban yang ada dalam diri kita dan teruslah melatih diri kita di hari-hari di bulan ramdhan ini, 
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar