Senin, 19 Maret 2012

Kecepatan Terminal, Gambaran Orang dalam Menghadapi Amanah Baru


Ditulis oleh : Muhammad Mabrudy

"Suatu benda yang dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental, kecepatannya makn membesar sampai mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar yang tetap ini dinamakan kecepatan terminal." (kutipan) 

Dalam menghadapi lingkungan baru biasanya orang akan memiliki semangat yang sangat tinggi dalam menghadapi dinamika pada lingkungan tersebut begtu pula ketika seseorang menghadapi amanah baru. Hal ini dapat terjadi karena orang tersebut masih belum mengetahui dan merasakan masalah-masalah yang akan dihadapinya di lingkungan baru tersebut, sehingga lama ke lamaan semangatnya akan semakin pudar dan kembali kepada hakikat dan prinsipnya yang dulu.

Persitiwa di atas sangat tepat bila kita analogikan dalam fisika terutama yang berhubungan dengan viskositas dan kecepatan terminal, walaupun di dalamnya terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan ini haruslah bisa kita teladanai karena pada hakikatnya hukum alam selalu memebrikan kita berbagai macam keteladan untuk sebuah makhluk yang disebut manusia. Sebuah bola dari udara ketika dimasukan ke dalam medium yang berbeda (dalam hal ini fluida kental) maka bola tersebut akan bergerak dengan kecepatan yang semakin lama semakin tinggi sampai pada kecepatan maksimum yang tetap. Sedangkan bila seseorang memasuki amanah baru maka dia akan memiliki semangat yang tinggi samapai pada akhirnya da mengetahui masalah dan kejenuhan dalam amanah barunya sehingga semangatnya akan menurun samapai semangat minimum yang tetap.

Belajarlah dari bola tersebut, belajarlah dari viskositas tersebut sebuah bola pun bergerak ke bawah hanya dengan satu gaya yaitu gaya berat yang tetap tetapi dia terus bergerak semakin cepat sampai pada kecepatan maksimum yang konstan padahal dalam gerakannya bola tersebut mengalami dua hambatan yang besar pula yaitu gaya viskositas dan gaya apung. Bola tersebut telah mempersiapkan bahwa pada gerakannya dia akan menghadapi banyak hambatan. Maka kita pun harus bisa menjaga semangat kita ketika menghadapi amanah baru  buatlah sumber semangat kita sebagai sumber yang konstan bukan sumber yang disbabkan oleh niat-niat yang konstan. Sumber dari lubuk hati yang paling dalam adalah sumber yang konstan sumber yang hanya mengaharapkan ridho Allah SWT bukan sumber yang naik turun yatu sumber yang berasal dari luara ataua bahkan sumber yang hanya menimbulkan kepuasan pribadi saja.

Bila kita sudah bisa mencoba untuk menjaga sumber semangat yang konstan tersebut maka semakin lama kita mengenal amanah, kita akan menjadi lebih semangat dalam mengahadapinya walaupun ketika itu hambatan akan semakin bertambah dan berlipat sehingga pada akhirnya kita akan mencapai suatu kondisi dimana kobaran semangat kita adalah tetap dalam keadaan maksimum dan tidak terganggu oleh kondisi sekitar.

Wallhu a'lam
semoga bermanfaat

2 komentar:

  1. Wah benar-benar seorang Ulul_Albab,yang selalu berdzikir pada Tuhan Allah,dan selalu memperhatikan apa yang diciptakan Allah dan mengambilnya sebagai i'tibar kehidupan,Barokallahu laka walana,wajngalna minhum.Amien.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kita sama-sama belajar juga kq kang,., ^_^

      Hapus