Rabu, 16 November 2011

Renungan di bawah Rintik Hujan

Ditulis oleh : Muhammad mabrudy

Kuliah di waktu tanggung ini akhirnya selesai, saya segera bergegas menuju mushola tuk shalat ashar karena langit sudah mulai mendung dan saya harus segera menuju ke gedung PKM untuk mengikuti rapat. Maksud hati berlari secepat cahaya apa daya kaki tak sampai sehingga baru saja sampai di salah satu gedung FIP hujan deras mulai turun membasahi bumi upi yang kucintai, saya pun berhenti menunggunya sedikit reda sambil merenung, HUJAN? ternyata dia adalah sesuatu yang unik, kenapa? Saya pun mulai menulis tentang hujan

Bila orang ditanya apa itu hujan, maka orang polos akan menjawab dengan mudahnya hujan adalah butiran air yang banyak yang turun ke bumi (kalo satu butir aja biasanya ga disebut hujan). Tapi dibalik semua itu hujan memiliki banyak arti bagi manusia, ada yang negatif maupun positf namun saya selalu ada orang yang memadang satu hal dari segi negatif saja, ya mungkin seperti yang sempat terlintas dalam pikiran saya (astaghfirullahal 'adzim)

Ketika ada orang lewat sambil berlarilari sambil kecil melihat-lihat bajunya yang basah kuyup, mungkin awalnya da mengira hujan tidak akan membuatnya sebasah itu (maka urunglah niat saya untuk menerobos hujan walaupun saat ini sudah ditunggu orang nan jauh di sana). Mungkin orang ini dan saya akan mengangap hujan ini sebagai musibah karena dari awal tidak menyediakan payung dalam memulai aktivitas hidunya.

Sambil memandang kerangka gedung FPMIPA di hadapan saya pun mulai berpindah duduk dan kali ini  beralih ke sisi lain dari gedung FIP dan tiba-tiba melihat seorang tukang yang sedang membersihkan selokan, melihat itu pun jadi ingat banjir ternyata hujan juga selalu identik dengan banjir walaupun sebenarnya dia bukanlah aktor dibalik bencana alam itu, aktor sebenarnya ya siapa lagi kalo bukan "ulah tangan-tangan" manusia. Buktinya yaah apa yang sedang dikerjakan tukang kali ini bagi mereka mungkin adalah hujan atau mungkin teguran.

Ternyata hujan mulai tidak deras lagi dan sepertinya cocok untuk diterobos dan mungkin tidak akan menimbulkan efek yang terlalu jelek, eits tapi tulisan ini belum menuliskan sesi ositif dari hujan dan akhirnya tulisan ini dilanjutkan di tempat yang berbeda.

Ketika sebagian orang menyesalkan akan turunnya hujan tapi di sisi dunia yang lain orang sangat bersyukur dengan turunnya hujan atau bahkan hujan adalah hal yang sangat dinanti-nanti oleh mereka yaitu di tempat gersang atau di tempat yang selalu dilanda kekeringan, bagi mereka HUJAN adalah ni'mat dan bahkan NI'MAT YANG SANGAT BESAR

Setelah samapai di Rumahku "Pondok Hijau" saya tersadar akan sesuatu tentang hujan, hal itu adalah tentang hujan yang membasahi kembali jemuran saya (^_^), tapi untunglah tidak terlalu basah karena keberadaannya sempat diselamatkan oleh saudara-saudaraku.

Dari semua hal tentang hujan saya kembali belajar bahwa ni'mat dan musibah itu adalah relatif tergantung dari sisi mana kita memandangnya. Dalam menghadapi suatu hal adalah pilihan kita ketka kita akan menganggapnya sebagai ni'mat atau musibah. Walaupun jemuran saya basah dan empat dihadang beberapa menit oleh hujan saya bersykur karena dengan turunnya hujan kali ini saya bisa bertafakur akan kebesarannya.
Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar