Oleh: Jupri Supriadi
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/10/15501/bila-langkahmu-terhenti/#ixzz1bMvpEXMj
Bila kaki ini terasa berat untuk menuju-Nya,
Bila langkah ini terlalu pendek untuk mendekati-Nya,
Bila gerak ini terlalu lambat untuk bertemu dengan-Nya,
Hilangkan segala beban yang memberatkan langkahmu.
Singkirkan segala rintangan yang menghalangimu.
Hadirkan Dia berada dekat di hadapanmu.
dakwatuna.com -Hidup ini penuh dengan onak dan duri. Bila kita tak mampu menghindarinya, kita akan terkena duri yang membuat sakit diri dan langkah pun akan terhenti. Saat kita berjalan menatap jauh ke depan kita tak boleh lupa bahwa ada sedikit rintangan yang berada dekat kaki kita, ada duri-duri kecil yang mungkin akan membuat kita tak mampu lagi meneruskan perjalanan ini.
Begitulah hidup ini, saat kita terlalu jauh menatap masa depan, terlalu terobsesi untuk segera mencapai tujuan, kita tak boleh lupa untuk menatap diri kita, sekeliling kita, adakah rintangan yang akan datang menghadang? Adakah kekurangan yang mungkin akan menjadi penghalang?.
Menatap masa depan itu sangat penting, tapi jangan menyepelekan sudut pandang kita menatap. Jangan hanya menatap dari satu arah saja. Kita perlu menatap ke kanan, kiri, atas, bawah, depan dan belakang.
Kita perlu menatap ke kanan dan ke kiri untuk melihat bagaimana orang lain berusaha untuk meraih kesuksesannya. Melihat usaha orang lain, bukan berarti kita harus ikut-ikutan seperti mereka. Mereka sudah punya jalur masing-masing. Tetaplah pada jalur yang telah Allah tunjukkan pada kita. Jangan pernah menyimpang ke jalur lain, karena belum tentu jalur orang lain itu baik bagi kita. Kalau kita berpindah satu jalur ke kanan atau ke kiri kemudian kita tertarik ke jalur lain yang dianggap lebih menyenangkan, lama kelamaan kita akan terlalu jauh meninggalkan jalur yang seharusnya kita lalui. Tetaplah pada jalur hidup yang benar dan jangan lupa berdoa kepada Allah : “ihdinash shiraathal mustaqiim”. (Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus)
Kita perlu menatap ke depan dan ke belakang untuk mengetahui sudah sejauh mana kita melangkah, dan berapa lama lagi kita akan sampai ke tempat tujuan. Apakah selama ini kita hanya berjalan di tempat, tak bergerak sama sekali atau justru kita berjalan mundur menjauhi tujuan hidup kita. Kalau itu yang terjadi segeralah memacu diri, meningkatkan motivasi, karena tak ada gunanya berdiam diri apalagi mundur takut pada kondisi. Hidup ini tanpa arti, bila tak mampu berkontribusi, bila tak mampu melangkahkan kaki, untuk menuju pada Ilahi.
Kita perlu menatap ke atas dan ke bawah untuk menghindari bahaya-bahaya yang akan menghalangi perjalanan kita. Mungkin ada duri yang akan menusuk kaki. Mungkin ada hujan yang membasahi diri. Mungkin ada lubang yang menjebloskan diri. Bila di dekat kaki kita ada duri, jangan membuang duri itu ke jalan orang lain. Tapi pendamlah duri itu di tempat yang tidak akan dilalui orang lain. Jangan menyelesaikan masalah dalam hidup ini dengan melemparkannya pada orang lain, tapi selesaikanlah dengan tanpa menimbulkan masalah bagi orang lain. Bila kita tahu akan ada hujan yang turun, segeralah mencari naungan agar kita tak kebasahan atau kedinginan. Bila kita ditimpa suatu bahaya, carilah perlindungan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Karena Dialah tempat berlindung, Dialah tempat kita memohon pertolongan, dan hanya kepada-Nya lah kita memohon petunjuk.
Terus jalani hidup ini dengan semangat,
murnikan syahadat agar kita semakin taat,
tegakkan shalat agar Allah makin dekat,
perbanyak shalawat agar kita meraih syafaat kelak di akhirat,
tunaikan zakat agar ukhuwah semakin erat.
perbanyak shaum agar kita lebih sehat,
berangkat haji untuk persatuan umat,
jangan pernah berpikir sesat,
jangan pernah berlaku bejat,
karena semua yang kita perbuat
akan selalu dilihat
oleh Allah Yang Maha Melihat
dan malaikat yang selalu mencatat.
Bila langkah ini terlalu pendek untuk mendekati-Nya,
Bila gerak ini terlalu lambat untuk bertemu dengan-Nya,
Hilangkan segala beban yang memberatkan langkahmu.
Singkirkan segala rintangan yang menghalangimu.
Hadirkan Dia berada dekat di hadapanmu.
dakwatuna.com -Hidup ini penuh dengan onak dan duri. Bila kita tak mampu menghindarinya, kita akan terkena duri yang membuat sakit diri dan langkah pun akan terhenti. Saat kita berjalan menatap jauh ke depan kita tak boleh lupa bahwa ada sedikit rintangan yang berada dekat kaki kita, ada duri-duri kecil yang mungkin akan membuat kita tak mampu lagi meneruskan perjalanan ini.
Begitulah hidup ini, saat kita terlalu jauh menatap masa depan, terlalu terobsesi untuk segera mencapai tujuan, kita tak boleh lupa untuk menatap diri kita, sekeliling kita, adakah rintangan yang akan datang menghadang? Adakah kekurangan yang mungkin akan menjadi penghalang?.
Menatap masa depan itu sangat penting, tapi jangan menyepelekan sudut pandang kita menatap. Jangan hanya menatap dari satu arah saja. Kita perlu menatap ke kanan, kiri, atas, bawah, depan dan belakang.
Kita perlu menatap ke kanan dan ke kiri untuk melihat bagaimana orang lain berusaha untuk meraih kesuksesannya. Melihat usaha orang lain, bukan berarti kita harus ikut-ikutan seperti mereka. Mereka sudah punya jalur masing-masing. Tetaplah pada jalur yang telah Allah tunjukkan pada kita. Jangan pernah menyimpang ke jalur lain, karena belum tentu jalur orang lain itu baik bagi kita. Kalau kita berpindah satu jalur ke kanan atau ke kiri kemudian kita tertarik ke jalur lain yang dianggap lebih menyenangkan, lama kelamaan kita akan terlalu jauh meninggalkan jalur yang seharusnya kita lalui. Tetaplah pada jalur hidup yang benar dan jangan lupa berdoa kepada Allah : “ihdinash shiraathal mustaqiim”. (Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus)
Kita perlu menatap ke depan dan ke belakang untuk mengetahui sudah sejauh mana kita melangkah, dan berapa lama lagi kita akan sampai ke tempat tujuan. Apakah selama ini kita hanya berjalan di tempat, tak bergerak sama sekali atau justru kita berjalan mundur menjauhi tujuan hidup kita. Kalau itu yang terjadi segeralah memacu diri, meningkatkan motivasi, karena tak ada gunanya berdiam diri apalagi mundur takut pada kondisi. Hidup ini tanpa arti, bila tak mampu berkontribusi, bila tak mampu melangkahkan kaki, untuk menuju pada Ilahi.
Kita perlu menatap ke atas dan ke bawah untuk menghindari bahaya-bahaya yang akan menghalangi perjalanan kita. Mungkin ada duri yang akan menusuk kaki. Mungkin ada hujan yang membasahi diri. Mungkin ada lubang yang menjebloskan diri. Bila di dekat kaki kita ada duri, jangan membuang duri itu ke jalan orang lain. Tapi pendamlah duri itu di tempat yang tidak akan dilalui orang lain. Jangan menyelesaikan masalah dalam hidup ini dengan melemparkannya pada orang lain, tapi selesaikanlah dengan tanpa menimbulkan masalah bagi orang lain. Bila kita tahu akan ada hujan yang turun, segeralah mencari naungan agar kita tak kebasahan atau kedinginan. Bila kita ditimpa suatu bahaya, carilah perlindungan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Karena Dialah tempat berlindung, Dialah tempat kita memohon pertolongan, dan hanya kepada-Nya lah kita memohon petunjuk.
Terus jalani hidup ini dengan semangat,
murnikan syahadat agar kita semakin taat,
tegakkan shalat agar Allah makin dekat,
perbanyak shalawat agar kita meraih syafaat kelak di akhirat,
tunaikan zakat agar ukhuwah semakin erat.
perbanyak shaum agar kita lebih sehat,
berangkat haji untuk persatuan umat,
jangan pernah berpikir sesat,
jangan pernah berlaku bejat,
karena semua yang kita perbuat
akan selalu dilihat
oleh Allah Yang Maha Melihat
dan malaikat yang selalu mencatat.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/10/15501/bila-langkahmu-terhenti/#ixzz1bMvpEXMj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar