Minggu, 23 Oktober 2011

Cinta itu seperti kentut, Benarkah?

Ditulis oleh : Muhammad Mabrudy
"Cinta itu seperti kentut, kalo ditahan sakit tapi setelah dilepaskan rasanya lega sekali"

Itulah yang pernah saya baca, benarkah seperti itu? mari kita analisis bersama-sama, terlepas apakah kita pernah atau belum merasakannya. Pertama cinta yang mana yang kita maksud, bila cinta yang kita maksud adalah cinta kepada Tuhan yang maha Esa sepertinya tidak, kecuali kalau kita berada dalam kemunafikan yang malu-malu mengungkapkan dan menunjukan rasa cinta kita kepada-Nya. Mungkin maksud orang yang menulis tulisan diatas adalah cinta kepada sesama manusia sesama makhluknya, eh tapi yang mana? cinta sesama manusia kan banyak? kalo saya berasumsi dan melihat film-film yang lagi ngetren sepertinya bukan cinta kepada orang tua ataupu saudar, kayaknya cinta kepada lawan jenis yang paling mungkin, kenapa?

Berdasarkan pengalaman yang pernah saya lihat, baik berupa pengalaman teman-teman dekat ataupun film-film yang lagi ngetren (film juga kan biasanya dari kenyataan). Orang yang sedang merasakan ini (dibaca c-i-n-t-a) biasanya akan berlaku salah tingkah, jadi agak sedikit GJ ataupun hal-hal sejenis bila berada dekat orang yang disukanya. Selai itu juga dia akan berusaha perfect berusaha menjadi dirinya yang terbaik walaupun mengada-ngada berharap orang yang disukainya mennyukainya juga. Naaah hal seperti inilah mungkin yang disebut menyiksa sehingga orang menganalogikan c-i-n-t-a itu bgaikan kentut yang apabila tidak diungkapkan akan semakin sakit dan menyiksa diri,

terus emang kalo diungkapkan jadi lega ya,.? Katanya sih iya, kenapa? karena kalo udah diungkapkan mah katanya kita tidak perlu berpura-pura lagi dihadapnnya kalo dia ga suka kan ga jadi berharap terlalu banyak sehingga bisa mencari tempat singgah yang lain (kelamnyaaaaaa.......) atau bahakan jika dia suka dia bisa tampil apa adanya tanpa ada yang ditutupi (padahal mah bohong, tetap aja selalu mengada-ngada dihadapanny, hmmmm....). Katanya seperti itu kurang lebih.

Gitu mungkin analisis saya, lalu pendapat anda bagaiman?
Kalo pun analogi di atas itu benar saya memandang tetap saja tidak boleh kenapa..? kalo mengungkapkan cinta kepada lawan jenis saat itu dianalogikan kepada kentut berarti jawabnnya : JANGAN KENTUT SEMBARANGAN..!, saat itu orang yang kau cintai belum menjadi hak-mu, KENTUTLAH PADA TEMPATNYA..! yang mungkin ditempat yang sepi atau bermunajatlah kepada Sang Pencipta tuk menghilangkan gelisahmu dan bila saatnya tiba yaitu ketika sudah mendekati waktunya KENTUTLAh, eh salah ungkapkanlah c-i-n-t-a mu, kapan? setelah kau dan dirinya terikat oleh sebuah ikatan suci yang disebut dengan pernikahan.

Seorang muslim sejat tidak akan melukai perasaan lawan jenisnya hanya dengan ucapan c-i-n-t-a, yang membuat lawan jenisnya lebih mementingkan dirinya daripada Tuhan yang memang harus dipentingkan, lebih mementingkan dirinya daripada amanah yang seharusnya ia jalankan, lebih mementingkan dirinya daripada diri sendiri yang harus dipenuhi haknya juga, Jangan samapai seperti itu laaah. Orang muslim yang menahan rasa c-i-n-t-a nya kepada sesuatu yang belum menjadi haknya hakikatnya dia sedang berjihad, dan walaupun dia mati sebelum sempat mengungkapkannya berarti dia telah mati Syahid, telah mati sebagai Syuhada...

Semoga bermanfaat, maafkan bila ada hati yang teluka karena ucapan, sikap dan perbuatan diri ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar