Sabtu, 28 Januari 2012

Al-Furqon Penjara Suciku


Ditulis oleh : Muhammad Mabrudy

Pondok Pesantren Al-Furqon
Muhammadiya berjanji 
Demi Kader yang islami
Membentuk Akhlak yang Mulia
Pribadi muslim handal, teguh, kokoh, paripurna, 

Sinar terang dari pondok kami
Diiring suara kalam ilahi
Hatiku tenang tentram dan damai 
Disela rindu abi dan umi
Ya Allah tuhan rabiku 
Turunkanlah rahmatmu
tuk membela agamamu

Masih ingatkah dengan liri di atas? Lirk lagu yang selalu dinyanyikan minimal 2 kali dalam setap tahunnya ketika penutupan khutbatul Arsy dan ketika khataman. Lirik lagu yang menggambarkan kepribadian pondok pesantren Al-Furqon. Lirik lagu yang dinyanyikan ketika secara resmi kita disahkan sebagai salah satu santri di podok pesantren Al-Furqon

Masih hapalkah kita dengan lagu tersebut?  mungkin ada yang menjawab iya ada juga yang menjawab tidak, saya sendiri perlu waktu beberapa lam untuk mengingat lirik lagu yang penuh kenangan ini. Sebenarnya lirik lagu bukanlah satu-satunya hal penting yang harus diingat dalam memori pesantren, tetapi nilai-nilai yang ada dalam lirik lagu ini harus kita coba untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama oleh mereka yang tidak lagi memegang status sebagai santri.


Pondok Pesantren Al-Furqon merupkan salah satu sekolah yang berada di bawah organisasi masa Muhammadiyah tetapi tetap saja pondok pesantren Al-furqon adalah sebuah pesantren yang bertujuan untuk mencetak kader yang islami, bukan kader dari ormas. Kader islami bukan hanya kader yang berpenampilan islami, tetapi kader islami adalah kader yang memiliki dan mengimplementasikan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari. Sudahkah kita yang pernah mengenyam pendidikan di pondok ini walau hanya seminggu menjadi kader yang islami?

Kader islami yang dicetak podok pesantren Al-Furon juga memiliki akhlak yang mulia, sudahkan kita memiliki akhlak yang mulia, akhhlak kepada saudara, keluarga teman atua bahkan yang harus menjadi renungan adalah akhlak keapda guru-guru kita dulu, mereka adalah guru kita sampai sekarang karena  mereka bukan bekas guru walaupun kadang ada beberapa hal pada diri mereka yang tidak kita sukai. Tidak cukup dengan akhlak mulia tetapi semua orang yang pernah menyanyikan lagu ini memiliki kewajiban untuk menjadikan dirinya pribadi muslim yang handal, teguh, kokoh dan paripurna dalam menghadapi segala permasalahan hidup.

Menyanyikan lagu diatas, merenungi makna per kata menjadikan saya semakin rindu pada suasana di pondok pesantren. Sebuah pondok yang menjadi penjara suci, penjara tanpa jeruji, penjara yang didalamnya terdapat nilai-nilai islami. Sebuah pondok yang memerlukan beribu-ribu alasan hanya untuk izin keluar dari nya apalagi untuk pulang ke rumah dan melepas rindu pada keluarga. Sebuah pondok yang memberikan hukuman untuk setiap kesalahan yang dilakukan, kesalahan dalam berbahasa ataupun dalam keamanan. Sebuah pondok yang sangat jarang sekali libur walaupun semua sekolah libur ataupun kalender merah tetapi aktivitas belajar-mengajar di pondok ini akan terus berlangsung. Sebuah pondok yang penuh dengan tawa dan canda, duka juga derita yang dihadapi bersama-sama atas sebuah nilai kebersamaan ukhuwah islamiyah.

Semua itu hanyalah kenangan belaka yang tidak akan pernah bisa berulang sekalipun, sebuah kenangan yang menempel kuat dalam memori kehidupan kita. Marilah kita merenung sejenak, untuk apa kita menjalani kehidupan yang berliku di sebuah pesantren tanpa adanya tujuan? untuk apa kita menjalani kehidupan yang penuh tantangan dalam pondok tanpa ada sebuah hasil?. Sungguh ingin sekali rasanya kembali menjadi santri, walaupun penuh dengan paksaan tetapi amalan, perbuatan dan akhlak kita setidaknya lebih terjaga, tetapi kita harus sadar bahwa hal itu tidak mungkin terjadi dan tidak akan pernah terjadi. Maka hal yang harus kita lakukan adalah sebisa mungkinuntuk menjadikan kehidupan kita di pesantren dulu bermanfaat bagi kehidupan sekarang, berusaha  menjadi kader islami, berusaha tuk memliki akhlak yang mulia, berusaha tuk menjadi pribadi muslim yang handal, teguh, kokoh dan paripurna, berusaha untuk membangun tuk menjaga nama baik almamater juga berusaha tuk membangunnya. Hal yang paling indah yang bisa kita lakukan adalah berusaha membagi kenkmatan indahnya di pesantren dengan saudara kita yang lain bak yang sudah merasakannya atau yang belum merasakannya.



Begitulah uraian kata dari seorang yang pernah menjadi santri yang bangga akan almamaternya. Sungguh begitu banyak hal yang bisa kita lakukan baik ketika masih jadi santri ataupun ketika sudah tidak menjadi santri. Bukan hanya untuk pondok pesantren tempat kita menimba ilmu bahkan untuk negara dan agama tercinta. Majulah pendidikan pesantren Indonesia, majulah Pondok Pesantren Al-Furqon demi kemajuan bangsa, demi kemajuan umat islam.

Wallahu a'lam
Semoga bermanfa'at

Tidak ada komentar:

Posting Komentar