Rabu, 11 Januari 2012

Tekanan dalam Fisikan dan Kehidupan



Rumus diatas mungkin sangatlah familiar bagi para ahli fisika taupun orang-orang yang menyukai fisika. Namun tahukah anda untuk membaca rumus diatas dapat dibaca dengan berbagai cara, adapun cara-cara membaca rumus diatas adalah : 

Orang matematika akan membaca rumus tersebut sebagai berikut : Tekanan (P) sama dengan Gaya (F) dibagi luas permukaan (A). Namun orang Fisika akan membaca rumus tersebut dengan cara lain yaitu : Tekanan yang diterima oleh suatu benda merupakan besar gaya yang diterima benda tersebut pada luasan tertentu, semakin besar gaya semakin besar pula tekanan, tapi semakin besar luas permukaan semakin semkn kecil tekanan yang diterima benda.

Perbedaab cara baca tersebut bukanlah merupakan tujuan utama dar tulisan ini, karena setap ilmu mempernailiki sudut pandang tertentu terhadap sebuah fenomena. Hal menarik yang ingin disampaikan adalah ketika seorang guru membaca rumus tersebut dengan bahasa seperti ini : "Kita tidak akan pernah merasakan tekanan dalam kehidupan sebesar apapun masalah yang menghantam diri kita bila kita bisa melapangkan dada kita."

Begitulah ilmu pengetahuan, selalu ada keteraturan di dalamnya, keteraturan yang diciptakan oleh Sang Pengatur.


Pernahkah anda diinjak dengan sepatu hak tinggi? Bagaimana rasanya bila dibandingkan ketika anda diinjak dengan sepatu yang lebar? Mungkin dua-duanya sakit tetapi pastinya ketika diinjak dengan sepatu hak tinggi anda akan merasakan lebih sakit. Begitu pun dalam menghadapi permasalahan kehidupan, pernahkah anda melihat orang yang keilangan benda? apakah ekpresi setiap orang akan sama ketika kehilangan suatu benda? Tentunya tidak, ada orang yang ketika dia kehilangan benda, dia akan pusing minta ampun, gelisah, sampai prustasi. Ada juga orang yang ketika barangnya hilang, dia hanya bersikap tenang, dan tidak terlalu memikirkannya. Kedua orang tersebut menampilkan prilaku yang berbeda disebabkan karena hati mereka berbeda orang pertama mengatur hatinya menjadi sempit, sulit sehingga masalah kecil pun menjadi rumit, sedangkan orang kedua mengatur hatinya  menjadi luas dan lapang sehingga bisa menghadapi masalah sebesar apapun dengan tenang.

Begitulah fisika selalu mengajarkan kita tentang kehidupan, pada bab tekanan ini kita tidak hanya diajarkan bagaiaman mengatur gaya dan luas permukaan sehingga dapat menghasilkan tekanan maksimum tetapi di sini juga kita belajar bagaiman kita mengatur hati kita tuk menghadapi berbagai masalah besar ataupun kecil sehingga kita bisa menerima tekanan yang minimum.

Wallhu a'lam, semoga bermanfa'at 

2 komentar:

  1. Ya...demikian lah adanya orang-orang yang selalu berfikir,seperti halnya gambaran dalam alqur'an,selalu menerjemahkan apa yang ada disekitar kita sebagai referensi hidup yang sangat berharga dengan memanfaatkan "seakan-akan kita tertekan" inilah yang menjadikan kita lebih fokus dalam suatu masalah,kawan terimakasih sharenya,lain kali tulis tentang fokusnya sebuah lensa untuk mebakar kertas kawan,ini mirip sekali bukan...dengan tulisan diatas...??aku nggak paham tentang fisika nich untuk rumusannya he..he..he...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kang Insya Allah kalo ada kesempatan,., ^_^
      oh iya rumus itu kan hanya sebua bahasa dalam memahami permasalahan fisika, kalo difahami sebgai matematis kadang saya juga suka bingung tapi ketika dijelaskan secara fisis mungkin sedikit demi sedikit akan memahami,.,

      Hapus