Rabu, 18 Januari 2012

Lupa adalah sebuah ni'mat

Dituls oleh : Muhammad Mabrudy

"aduh lupa,.?

Ya, kata-kata itu mungkin sering muncul, baik dalam benak kita, maupun langsung diucapkan, baik ketika ujian ataupun dalam momen-momen penting lainnya. Apa yang kita rasakan saat itu? apa yang kita rasakan saat kita lupa? Mungkin setiap orang akan merasakan berbagai macam hal dan bila hal itu merupakan sesuatu yang penting, mungkin orang akan menyesal pernah melupakan sesuatu.

Lupa menurut ahli Irwanto dalam bukunya Psikologi Umum, lupa merupakan seuatu gejala saat informasi yang telah disimpan tidak dapat digunakan kembali untuk digunakan. Dalam perkembangannya ada 5 teori tentang lupa, tetapi bukan teori itu yang akan saya tuliskan di sini tetapi mari kita renungkan sejenak tentang lupa itu sendiri. 

Saya termasuk orang yang pelupa terutama dalam beberapa hal, dalam mengenal orang saya harus bertemu dengannya berkali-kali supaya dapat mengingat wajah dan namanya, begitu juga bila bertemu dengan kawan lama, kadang sanngat sulit sekali utntuk mengingat siapakah dia sebenarnya di masa lalu saya?, tetapi saya masih bisa bersyukur karena tingkat pelupa saya masih belum berada dalam tingkat yang benar-benar tidak bisa ditolerir. 


Dalam menghadapi ujian biasanya lupa sering sekali menjadi kambing hitam ketidakmampuan kita dalam menyelesaikan ujian padahal lupa itu wajar, terutama lupa dalam ujian karena sebenarnya kita itu tidak harus mengingat apapun dari sebuah pelajaran tetapi yang harus kita lakukan adalah memahami proses terjadinya sesuatu. Suatu hari dalam sebua perkuliahan, perkuliahan tentang fisika tentunya dosen saya berkata pernah berkata : "Lupa adalah sebuah ni'mat, karena kalo tidak ada lupa tidak akan pernah ada pergantian antara kebahagiaan dan kesedihan". Pertama saya berfikir maksud dari perkataan tersebut, tetapi tidak memerlukan waktu yang lama saya menyadarinya kalo lupa adalah benar-benar sebuah ni'mat yang Allah berikan kepada kita makhlukNya. 

Lupa dalam kasus pertama (lupa membawa sesuatu, lupa saat ujian) mungkin adalah lupa yang sering kita kambing hitamkan, padahal lupa-lupa itu sebenarnya merupakan buah keteledorang kita sendiri terhadap sebuah perkara. Lupa pada hakikatnya adalah ni'mat karena dalam kehidupan ada kebahagiaan dan kesedihan, dalam masa-masa kehidupan kita tentunya ada masa ketika kita itu sangat sedih disebabkan oleh sebuah peristiwa ataupun perilaku seseorang kepada kita, mari kita bayangkan masa-masa itu dalam kehidupan kita dan coba bayangkan apa yang terjadi jika rasa sedih itu masih terasa jelas sampai sekarang, mungkin kita tidak akan pernah memilih untuk melanjutkan hidup ini. Tetapi berkat sebuah kinerja otak yang disebut dengan "lupa" kita masih bisa merasakan kebahagiaan walaupun kita pernah merasakan kesedihan, kesedihan itu mungkin terlupakan, tetapi sebenarnya tidak terlupakan tetapi tersimpan pada satu bagian otak yang membuat kita tidak terlalu mengngatnya . Begitu pun dengan kebahagiaan, lama-kelamaan bahagia juga akan tersimpan dalam bagian otak yang lain, begitula "lupa" memberi warna dalam kehidupan kita, begitulah "lupa" menjadikan kita dapat merasakan manisnya kehidupan. 

"Lupa" hasil keteledoran kita adalah sebuah sikap yang dapat diperbaiki.
Sedangkan "Lupa" dalam diri kita adalah sebuah alasan yang masih membuat diri kita bahagia saat ini,

Semoga bermanfa'at  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar